Jakarta, VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, standar kecantikan perempuan mengalami transformasi signifikan. Salah satu tren yang kini menarik perhatian publik, khususnya di media sosial dan dunia fashion, adalah “Yoga Boobs”. Tren ini merepresentasikan bentuk payudara kecil, natural, dan tidak menggunakan penyangga berstruktur seperti push-up bra. Lantas, apakah “Yoga Boobs” hanya sekadar tren atau tanda perubahan mendalam dalam persepsi tubuh perempuan?
Apa Itu Tren 'Yoga Boobs'?
Tren Yoga Boobs mengacu pada estetika payudara alami yang cenderung kecil dan mengikuti bentuk aslinya tanpa manipulasi atau pembesaran. Istilah ini terinspirasi dari penampilan tubuh perempuan yang rutin melakukan yoga atau olahraga ringan lainnya. Tubuh atletis dengan dada yang tidak terlalu menonjol kini menjadi bagian dari narasi baru dalam dunia kecantikan—sebuah pendekatan yang mengedepankan kenyamanan, keaslian, dan fungsionalitas. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Fenomena ini mulai populer di platform seperti TikTok dan Instagram, di mana para selebriti dan influencer memperlihatkan penampilan santai mereka tanpa bra berkawat atau padding tebal. Hashtag seperti #YogaBoobs, #NoBraTrend, dan #NaturalBodyPositive ramai digunakan untuk menandai gerakan ini.
Mengapa Tren Ini Muncul?
Seiring meningkatnya kesadaran akan body positivity dan kesehatan mental, banyak perempuan mulai mempertanyakan standar kecantikan yang selama ini mendominasi. Era pasca-pandemi juga membawa perubahan drastis terhadap gaya hidup. Banyak perempuan yang kini lebih memilih busana nyaman, seperti bralette, sport bra, atau bahkan tidak mengenakan bra sama sekali.
Tren ini juga didorong oleh perubahan dalam industri fashion. Brand seperti SKIMS, Parade, Uniqlo, dan Savage X Fenty mulai menampilkan model dengan berbagai bentuk tubuh, termasuk yang memiliki dada kecil. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dari estetika sensual yang dibentuk industri terhadap bentuk tubuh tertentu ke arah representasi yang lebih inklusif dan realistis.
Pro dan Kontra Tren 'Yoga Boobs'
Tren ini mendapat sambutan positif karena dinilai membebaskan perempuan dari tekanan memiliki tubuh “sempurna” versi industri. Banyak yang merasa lebih nyaman dan percaya diri dengan bentuk tubuh asli mereka. Namun, di sisi lain, sebagian pihak mengingatkan bahwa menjadikan "yoga boobs" sebagai standar baru justru bisa menciptakan tekanan terselubung bagi perempuan berdada besar.
Pakar psikologi tubuh menyarankan agar tren ini dilihat sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai pengganti standar kecantikan lama yang menekan.
Dampak terhadap Industri Fashion dan Kecantikan
Efek tren ini terlihat jelas dalam desain pakaian dalam dan activewear yang semakin minimalis dan mendukung bentuk tubuh alami. Lingerie tanpa busa tebal, pakaian tipis berbahan breathable, serta gaya berpakaian “braless” kini semakin umum ditemui di panggung mode dan toko retail.
Halaman Selanjutnya
Tren ini juga didorong oleh perubahan dalam industri fashion. Brand seperti SKIMS, Parade, Uniqlo, dan Savage X Fenty mulai menampilkan model dengan berbagai bentuk tubuh, termasuk yang memiliki dada kecil. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dari estetika sensual yang dibentuk industri terhadap bentuk tubuh tertentu ke arah representasi yang lebih inklusif dan realistis.