Jakarta, VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita motor Royal Enfield milik mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil alias RK. Penyitaan itu berawal saat penyidik KPK menggeledah rumah RK soal kasus dugaan korupsi mark up pengadaan iklan di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB).
"KPK menyita sebuah kendaraan tok ya. Kendaraan itu tentunya bisa jadi kendaraan tersebut jadi bagian dari proses korupsi yang terjadi," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan, Kamis 17 April 2025.
Tessa menyampaikan saat penyidik menyita motor RK usai menggeledah karena diduga kendaraan itu dibeli menggunakan uang hasil tindak pidana korupsi.
"Apakah itu dalam sarana sebagai sarana atau juga kendaraan tersebut merupakan kendaraan yang dibeli menggunakan hasil dari tindak pidana," jelas Tessa.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika
Photo :
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
"Atau bisa juga penyitaan aset kendaraan tersebut, tidak terbatas hanya kendaraan maupun aset-aset lainnya, disita sebagai bagian dari upaya aset recovery yang nanti akan berujung kepada uang pengganti," ujar Tessa.
Namun, Tessa tak bisa menampik secara jelas terkait kendaraan RK yang disita. Sebab, proses penyidikan masih berlangsung sampai saat ini.
"Tentunya penyidik memahami apa sih kepentingan penyita kendaraan tersebut dan akan kita buka pada waktunya nanti," kata Tessa.
Sebelumnya, KPK merencanakan akan memanggil eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2025. Dia dipanggil berkapasitas sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi mark up pengadaan iklan di BJB.
“Bisa jadi setelah lebaran,” kata Kepala Satuan Tugas KPK sekaligus Pelaksana Harian Direktur Penyidikan, Budi Sokmo di Gedung KPK pada Kamis, 20 Maret 2025.
Budi menyampaikan dalam waktu satu pekan ini akan lebih dulu memanggil internal BJB sebagai saksi. Kata dia, penyidik akan memulai mendalami pengadaan iklan yang diduga dilakukan secara melawan hukum.
“Untuk Pak Ridwan Kamil, tentunya akan kita jadwalkan sesegera mungkin setelah saksi-saksi dari internal BJB maupun pihak-pihak vendor yang memenangkan pengadaan tersebut kita selesai lakukan pemeriksaan,” ujar Budi.
Halaman Selanjutnya
"Tentunya penyidik memahami apa sih kepentingan penyita kendaraan tersebut dan akan kita buka pada waktunya nanti," kata Tessa.