Mengawal Jual Beli Aset Kripto di Indonesia

3 hours ago 2

Sabtu, 8 Februari 2025 - 17:58 WIB

Jakarta, VIVA – Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sebanyak 22,91 juta investor aset kripto di Indonesia pada 2024. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 23,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai transaksi aset kripto juga melonjak tajam hingga mencapai Rp650,61 triliun, atau naik sebesar 335,91 persen (year-on-year/yoy) dari 2023 yang hanya sebesar Rp149,25 triliun. Hal ini menandakan bahwa industri aset kripto di Indonesia masih memiliki potensi ekonomi yang sangat kuat.

"Indonesia memiliki potensi besar di industri ini. Perdagangan aset kripto dapat menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia," kata Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya, di Jakarta, Jumat malam, 7 Februari 2025.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dino Milano Siregar, menyampaikan komitmennya untuk terus mengawal perkembangan dan penguatan penyelenggaraan perdagangan aset keuangan digital dengan tetap menjaga stabilitas di sektor keuangan dan perlindungan konsumen.

“Kami berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem kripto pascatransisi melalui kolaborasi yang mendorong inovasi berkelanjutan, penguatan regulasi yang adaptif, serta peningkatan literasi dan perlindungan bagi investor guna menciptakan lingkungan investasi yang lebih aman dan transparan,” jelas dia.

Dalam riset Indonesia Crypto and Web3 Industry Report 2024 yang dilakukan oleh Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (ABI – Aspakrindo) bersama ICN – Coinvestasi menyoroti Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan signifikan, naik ke posisi ketiga dalam indeks adopsi global pada 2024, memposisikannya sebagai negara terdepan di Asia Tenggara, diikuti oleh Vietnam di posisi kelima dan Filipina di posisi kedelapan.

Investor aset kripto di Indonesia datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Menurut survei Coinvestasi pada Desember 2024, sekitar 83 persen dari total investor berasal dari wilayah Jawa dan Bali, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan konsentrasi tertinggi mencapai 24,6 persen, sementara yang lainnya tersebar di berbagai provinsi.

Total kapitalisasi pasar aset kripto naik 45,7 persen (US$1,07 triliun) hingga menutup kuartal IV 2024 di angka US$3,40 triliun.

Meskipun pasar kehilangan momentum di kuartal III, pasar berhasil menemukan titik terendah lokal, sebelum bangkit kembali di pertengahan kuartal IV menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat dan derasnya arus masuk investor institusional melalui ETF Bitcoin spot di AS.

Kuartal IV 2024 merupakan kuartal penting bagi Bitcoin (BTC), karena melampaui US$100 ribu untuk pertama kalinya pada 9 Desember 2024. Harga mencapai titik tertinggi US$108.135 sebelum sedikit menurun dan mengakhiri tahun lalu di angka US$93.508.

Halaman Selanjutnya

Total kapitalisasi pasar aset kripto naik 45,7 persen (US$1,07 triliun) hingga menutup kuartal IV 2024 di angka US$3,40 triliun.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |