Jakarta, VIVA – Dapatkah pandemi global seperti Covid-19 mempengaruhi suhu di Bulan? Sebuah studi pada 2024 mengaitkan pembatasan ketat wilayah atau lockdown di seluruh dunia dengan penurunan radiasi panas yang mencapai Bulan dari Bumi – tetapi kini para ilmuwan mengatakan bahwa sebenarnya bukan itu yang terjadi.
Begini penjelasannya. Jadi, ketika banyak pusat bisnis tutup pada awal 2020 dan semua manusia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, maka emisi karbon menurun dan terjadi penurunan radiasi terestrial – panas yang dihasilkan Bumi dan diserap oleh Bulan.
Penelitian sebelumnya telah memunculkan pertanyaan mengenai pengaruh radiasi terestrial terhadap suhu permukaan Bulan – dan memang ada penurunan suhu pada malam hari di Bulan yang diamati sepanjang April-Mei 2020, ketika banyak kebijakan lockdown diberlakukan.
Dalam studi terbarunya, seperti dikutip dari situs Sciencealert, Sabtu, 8 Februari 2025, para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Missouri dan Universitas Hindia Barat, menemukan beberapa masalah dengan hubungan antara Covid-19 dengan suhu di Bulan.
"Gagasan bahwa aktivitas manusia di Bumi akan memiliki pengaruh signifikan terhadap suhu di Bulan – yang keduanya berjarak hampir 240 ribu mil – itu tampaknya tidak mungkin. Tapi, kami memutuskan untuk tetap membuka secara luas diskusi dan melakukan penelitian lanjutan," kata Peneliti William Schonberg.
Melihat data tersebut, Schonberg bersama para peneliti menemukan beberapa masalah dengan hipotesis awal. Pertama, terjadi penurunan suhu Bulan pada 2018 yang mirip dengan 2020, dan penurunan yang stabil sejak 2019 – yang tidak sepenuhnya sesuai dengan waktu terjadinya pandemi Covid-19 dan lockdown.
Faktanya, laporan kondisi suhu yang dikumpulkan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA menunjukkan fluktuasi siklus, bukan satu penurunan yang jelas, menurut analisis terbaru.
Para peneliti juga merujuk pada sebuah studi pada 2021 yang menemukan bahwa pengurangan emisi apapun yang terkait dengan Covid-19 hanya mempengaruhi bagian bawah atmosfer Bumi.
"Kami tidak membantah bahwa suhu memang turun dalam waktu yang berbeda selama rentang waktu yang diteliti. Akan tetapi, nampaknya agak berlebihan untuk menyatakan dengan pasti bahwa aktivitas manusia adalah penyebab utama hal ini," tegas Schonberg.
Ia dan para peneliti di balik studi baru ini juga mengemukakan kemungkinan bahwa lebih sedikit polutan dan langit malam yang lebih cerah sebenarnya akan meningkatkan panas yang dipantulkan kembali dari Bumi ke Bulan – yang berpotensi meningkatkan daripada mengurangi suhu Bulan.
Tentu saja ada banyak faktor yang berperan di sini. Namun demikian, kesimpulan dari studi baru ini membuktikan kalau perubahan aktivitas manusia tidak mungkin berdampak pada suhu di Bulan, terutama selama Covid-19.
Halaman Selanjutnya
Para peneliti juga merujuk pada sebuah studi pada 2021 yang menemukan bahwa pengurangan emisi apapun yang terkait dengan Covid-19 hanya mempengaruhi bagian bawah atmosfer Bumi.