Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32 persen akan berdampak industri pembiayaan. Salah satunya ke industri Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML).
Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman mengatakan kebijakan tarif Trump berpotensi menekan kinerja industri berorientasi ekspor ke AS, terutama sektor tekstil, karet, peralatan listrik, makanan, dan perikanan.
"Dampak ini juga berpotensi dirasakan oleh lembaga pembiayaan PVML yang mendanai sektor-sektor tersebut, karena risiko pembiayaan dapat meningkat," ujar Agusman dalam keterangannya, Kamis, 17 April 2025.
Untuk itu, OJK meminta agar pelaku industri melakukan mitigasi tarif Trump. Hal ini dengan melakukan penilaian risiko yang efektif, diversifikasi portofolio pembiayaan, hingga penguatan likuiditas.
"Mitigasi yang perlu disiapkan oleh pelaku industri antara lain penilaian risiko yang efektif, diversifikasi portofolio pembiayaan, dan penguatan likuiditas," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia akan melakukan upaya negosiasi ke AS terkait tarif impor tersebut. Sejumlah menteri Presiden Prabowo pun akan melakukan negosiasi langsung dengan pemerintahan AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa pejabat yang berangkat ini diantaranya dia, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu.
"Pada tanggal 16-23 nanti beberapa menteri yang ditugaskan oleh Pak Presiden dan juga hadir disini Ketua OJK. Sehingga kami akan bertemu dengan USTR, dengan Sekretaris Comers, dengan Menteri Sekretaris State, dan juga Sekretari Treasury," ujar Airlangga Senin, 14 April 2025.
Biden Blasts Trump: “100 Days and America’s Already in Chaos!"
Former President Joe Biden sharply criticized Donald Trump's administration, accusing it of destroying America’s social security system.
VIVA.co.id
17 April 2025