VIVA – Penjualan mobil baru dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, seiring kenaikkan harga mobil yang tidak sesuai dengan pendapatan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, atau Gaikindo penjualan mobil domestik tertinggi sebesar 1,23 juta unit pada 2013. Hal itu ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang mendekati 6 persen, serta program LCGC.
Booth mobil Toyota di GIIAS 2022
Photo :
- Toyota Astra Motor
Kemudian pasar mobil tak bergerak dari level satu juta unit, bahkan sempat merosot ke 532 ribu unit pada 2020 akibat pandemi Covid-19, dan terliat mulai bangkit, pada 2021 berkat insentif PPnBM dari pemerintah.
Namun tren itu tak berubah banyak, memasuki 2022 penjualan mobil baru secara retail tercatat 1.013.582 unit, dan memasuki 2023 kembali merosot menjadi 998.053 unit.
Penurunan minat beli masyarakat terhadap mobil baru berlanjut sampai tahun berikutnya. Tercatat penjualan retail sepanjang 2024 hanya 889.680 unit, artinya menurun sekitar 9,9 persen dari tahun sebelumnya.
Hal serupa masih terjadi pada 2025, walaupun tahun ini pemilihan Presiden dan Kepala Daerah sudah selesai, dan banyaknya merek pendatang baru yang meramaikan pasar namun belum mampu dongkrak penjualan.
Tahun ini penjualan mobil baru dari diler ke konsumen sepanjang Januari-Maret hanya 210.483 unit, artinya menurun sekitar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 231.017 unit.
Mengingat permintaan konsumen menurun, pabrikan atau produsen menyesuaikan pengiriman unit ke jaringan diler. Secara wholesales pada kuartal pertama tahun ini hanya 205.160 unit, sedangkan tahun lalu 215.250 unit.
Di tengah tren penurunan tersebut isu global juga turut berperan dalam keputusan pembelian, sehingga asosiasi kendaraan roda empat itu memprediksi penjualan tahun ini tidak akan tembus di angka satu juta unit.
“Target 900 ribuan, tapi indikasi masih belum terlalu jelas karena masih banyak gangguan fiskal dari luar negeri dan dalam negeri. Jadi masih fluktuatif, daya beli masyarakat belum stabil,” ujar Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi di Jakarta, dikutip, Kamis 17 April 2025.
Berkaca dari pernyataan Nangoi, ada indikasi penjualan mobil baru tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, atau bahkan mengalami penurunan.
“Industri otomotif Indonesia terganggu, apalagi kebijakan dunia yang tidak jelas ini. Total market kita sedikit turun dibandingkan tahun lalu saya rasa masih batas wajar sekitar 4 persen,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsyah, menurutnya situasi kondisi pasar memang agak turun, tapi masih batas toleransi sekitar 4 persen. Namun dia yakin masih ada potensi bertumbuh.
“Ada gonjang ganjing global secara tarif, tapi Indonesia menjadi magnet global dan terlihat partisipasi yang ingin mengikuti pameran GIIAS sangat tinggi sekali,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Tahun ini penjualan mobil baru dari diler ke konsumen sepanjang Januari-Maret hanya 210.483 unit, artinya menurun sekitar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 231.017 unit.