Bogor, VIVA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2025 akan bisa tumbuh mencapai 5,5 persen. Capaian positif itu menurutnya bakal menjadi sinyal awal pembalikan arah ekonomi, menuju fase pertumbuhan yang lebih cepat pada tahun mendatang.
Dia menjabarkan, momentum penguatan ekonomi nasional ditopang oleh dua mesin pertumbuhan utama, yakni peningkatan likuiditas dalam negeri yang tercermin dari pertumbuhan uang primer (base money), dan percepatan realisasi belanja pemerintah.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, uang primer pada September 2025 tumbuh 18,6 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 2.152,4 triliun, atau naik signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3 persen (yoy).
"Saya sudah menggelontorkan uang ke sistem perekonomian di September akhir," kata Purbaya dalam telekonferensi di acara Media Gathering 'Kupas Tuntas APBN 2026' di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 9 Oktober 2025.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa
Photo :
- Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Biasanya enggak lama (setelah itu) kredit dan uang primer akan tumbuh, dan saya anggap itu akan bisa mendorong ekonomi," ujarnya.
Purbaya meyakini, gelontoran dana pemerintah mencapai Rp 200 triliun ke lima Bank Himbara di akhir September 2025 lalu, bakal memperkuat likuiditas perbankan demi mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis.
Sebagian hasilnya bahkan sudah dapat dilihat di Bank Mandiri, dengan pertumbuhan kredit yang melonjak dari 8 persen ke 11 persen dan bakal terus tumbuh lebih cepat ke depannya.
Di sisi lain, lanjut Purbaya, pemerintah juga tengah mempercepat penyerapan anggaran di sisa tahun 2025, guna menjaga momentum pertumbuhan. Karenanya, Dia menegaskan kepada para Kementerian/Lembaga, untuk mempercepat dan mengoptimalkan penyerapan anggaran. Karena apabila tidak, maka dananya akan dialihkan Purbaya ke program-program yang lebih potensial dan siap.
“Saya akan pastikan (anggaran) pemerintahan-pemerintahan dan lembaga terserap tepat waktu. Kan saya sudah ancam, kalau akhir Oktober ini saya analisa dan mereka enggak bisa serap, saya ambil lagi uangnya untuk saya sebar ke program-program yang lebih siap," ujar Purbaya.
Peningkatan belanja pemerintah diperkirakan juga akan sejalan dengan kenaikan belanja swasta dan konsumsi masyarakat, seiring melimpahnya likuiditas di sistem perekonomian. Apabila skenario tersebut berjalan, Menkeu memastikan bahwa perekonomian Indonesia akan mulai memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat pada tahun 2026 mendatang.
Halaman Selanjutnya
"Jadi tahun 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan dengan 2025," ujarnya.