Rupiah Melemah Usai BI Umumkan Turunnya Utang Luar Negeri RI di Agustus 2025

22 hours ago 3

Jumat, 17 Oktober 2025 - 09:44 WIB

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.580 per Kamis, 16 Oktober 2025. Posisi rupiah itu melemah 3 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.577 pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Jumat, 17 Oktober 2025 hingga pukul 09.09 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.593 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 12 poin atau 0,07 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.581 per dollar AS.

Ilustrasi mata uang Rupiah.

Photo :

  • Pixabay/IqbalStock

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 sebesar US$431,9 miliar, menurun dibandingkan posisi ULN pada Juli 2025 yang tercatat sebesar 432,5 miliar dolar AS.

Secara tahunan, BI mencatat ULN Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh 2 persen secara year-on-year (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2025 sebesar 4,2 persen (yoy).

Perkembangan ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta. Secara rinci, ULN pemerintah dan ULN swasta pada periode Agustus 2025.

Untuk ULN pemerintah, pertumbuhannya melambat. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk nodal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. 

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel. Pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan serta penguatan perekonomian nasional.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4 persen), jasa pendidikan (17,2 persen), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,7 persen), konstruksi (12,3 persen), transportasi dan pergudangan (9 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (8 persen).

Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.580 - Rp 16.620," ujarnya.

Ilustrasi mata uang Rupiah.

Rupiah Menguat Respons Rencana Pemerintah Pangkas PPN Demi Jaga Daya Beli

Di pasar spot per pukul 09.14 WIB rupiah ditransaksikan di level Rp 16.568 per dolar AS, menguat 8 poin atau 0,05 persen dari sebelumnya di level Rp 16.576 per dollar AS.

img_title

VIVA.co.id

16 Oktober 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |