Serapan MBG Dinilai Lamban, Wakil Ketua BGN: Kualitas Makanan Lebih Penting dari Kuantitas

4 weeks ago 27

Sabtu, 27 September 2025 - 17:36 WIB

Jakarta, VIVA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan pagu anggaran mencapai Rp71 triliun pada tahun 2025, hingga akhir Agustus baru terserap Rp13 triliun. Dari program tersebut, tercatat 22,7 juta masyarakat di seluruh Indonesia sudah menjadi penerima manfaat.

Data Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan, distribusi penerima MBG paling banyak berada di Pulau Jawa dengan 13,26 juta orang. Sementara itu, wilayah Sumatera mencatat 4,86 juta penerima, Bali dan Nusa Tenggara 1,34 juta orang, Sulawesi 1,7 juta orang, Kalimantan 1,03 juta orang, serta Maluku dan Papua sebanyak 520 ribu orang.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menjelaskan serapan anggaran belum maksimal lantaran pihaknya berhati-hati dalam pelaksanaannya. Menurutnya, mempercepat penyerapan dana tanpa memastikan kualitas justru berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang (kiri)

Photo :

ANTARA/Genta Tenri Mawangi

“Kalau untuk soal anggaran, nanti kalau kita percepat, waduh kualitasnya malah banyak lagi nanti yang sakit kayak begini. Ya kita harus, kenapa lama yang kita pilih dulu nih? Dapurnya bener enggak? Dapurnya jangan-jangan pas kita lihat ya elah,” kata Nanik, Sabtu (27/9/2025).

Ia menegaskan bahwa uang negara yang digunakan untuk MBG berasal dari pajak rakyat, sehingga pemanfaatannya tidak boleh sembarangan. Kualitas dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi perhatian utama agar makanan yang disajikan benar-benar aman.

“Kita ngurus sertifikat aja kan enggak cepat juga itu nanti, untuk dapat itu. Saya khawatirnya kita gas kenceng, yang penting anggaran terserap tapi ternyata kualitas dapurnya enggak sesuai, iya kan? Jadi kami bukan juga alon-alon waton kelakon, tapi kita cari juga,” jelasnya.

BGN mencatat saat ini ada 7.644 SPPG yang beroperasi di berbagai daerah. Nanik menambahkan, lembaganya lebih mengutamakan konsistensi kualitas daripada sekadar mengejar target serapan anggaran. (Syifa Aulia/tvOnenews/Jakarta)