VIVA – Tepat di hari ulang tahun ke-108 Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, bangsa Indonesia kembali menghidupkan semangat, nilai, dan pemikiran Sang Begawan Ekonomi yang telah membentuk fondasi kuat bagi kebijakan ekonomi nasional. Sosok yang lima kali menjabat sebagai menteri ini bukan sekadar tokoh historis, melainkan pemikir konstitusional yang senantiasa relevan dalam perubahan zaman.
Dalam temu media yang digelar di Museum Juang Taruna, Tangerang, Dr. Harryadin Mahardika, Chairman Soemitro Center, menegaskan bahwa pemikiran Prof. Soemitro tetap penting dalam menghadapi dinamika global saat ini.
“Kami ingin membumikan pemikiran beliau, karena meski dunia berubah dramatis, seperti Amerika yang kini menarik diri dari globalisasi, gagasan Prof. Soemitro tetap memberi arah,” ungkapnya.
Harryadin menilai bahwa dunia kini memasuki fase proteksionisme yang meningkat, dan Indonesia pun mulai melindungi pasar domestiknya, termasuk mendorong regulasi TKDN bagi produk asing seperti iPhone.
“Ini sejalan dengan semangat Soemitro yang menekankan kemandirian, penguatan UMKM, dan pembangunan tangga industri nasional,” imbuhnya.
Salah satu kebijakan Presiden Prabowo, seperti program Makan Bergizi Gratis, menurut Harryadin juga mencerminkan gagasan Soemitro mengenai peran negara dalam mendistribusikan kekayaan secara adil.
“Beliau percaya negara harus menjadi agen distribusi kesejahteraan rakyat. Presiden Prabowo pun tampaknya ingin negara hadir lebih agresif untuk itu,” katanya.
Sebagai bagian dari peringatan ini, pada 4 Juni 2025 mendatang akan diluncurkan The Soemitro Center, sebuah lembaga think tank independen yang bertujuan mencetak generasi ekonom masa depan Indonesia. Lembaga ini akan menjadi wadah refleksi sekaligus pengembangan ekonomi nasional yang menjunjung prinsip keadilan, kemandirian, dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
“Saat ini, ekonom muda terlalu terpapar pada gagasan neoliberal dan kapitalisme. Kami ingin mereka kembali ke nilai-nilai ekonomi kerakyatan, seperti keuangan mikro dan koperasi. Soemitro Center akan menjadi rujukan pemikiran ekonomi Indonesia,” tegas Harryadin.
WIR Group, melalui CEO-nya Stephen Ng, turut mendukung inisiatif ini dengan membangun konten edukatif berbasis teknologi imersif.
“Kami ingin menginspirasi anak muda sejak dini melalui media seperti Virtual Reality (VR). Karena masa depan ekonomi, tak bisa dilepaskan dari pemahaman teknologi,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, pakar AI dan calon wakil gubernur DKI Jakarta 2024, menekankan pentingnya membangun kecerdasan buatan yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan. Ia memperkenalkan konsep “AI Pancasila” yang menekankan kemanusiaan, keadilan, dan persatuan.
“Teknologi harus berorientasi pada nilai, bukan semata profit,” tandas Kun.
Lebih lanjut, Redi Kalingga sebagai Fellow di Soemitro Center menyoroti pentingnya keberanian intelektual dalam memberikan masukan kritis kepada pemerintah. “Soemitro Center tidak sekadar cheerleader. Kami akan hadir sebagai mitra pemikiran strategis demi pembangunan manusia dan pengusaha lokal yang berdaya,” katanya.
Ekonom Stefan Sapto Handoyo juga menyoroti kontribusi Soemitro dalam membangun sistem kredit dan perbankan kerakyatan di masa awal kemerdekaan.
“Beliau adalah bapak perkreditan rakyat. Ia memahami bahwa jantung ekonomi adalah bank. Tanpa sistem keuangan sehat, ekonomi tidak akan bergerak,” jelasnya.
Senada dengan itu, Aldila Septiadi, pengusaha sekaligus fellow Soemitro Center, mengungkapkan bahwa ekonomi kerakyatan telah nyata tumbuh, seperti di kawasan Cigondewah dan Margasih, Bandung.
“Ekonomi rakyat itu nyata dan sangat kuat. Brand-brand Indonesia harus diberi jalan agar bisa ekspansi global pada 2045,” harapnya.
Menutup acara, Leonardo A. Putong selaku General Convener mengumumkan pembentukan Black Garuda, unit taktis etis yang terdiri dari perwira cadangan, peneliti, dan pakar teknologi. Gerakan ini akan menjadi penjaga warisan moral dan intelektual bangsa.
“Mereka bukan sekadar penjaga, tapi prajurit moral Republik. Black Garuda adalah tangan kiri Soemitro Center,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Sebagai bagian dari peringatan ini, pada 4 Juni 2025 mendatang akan diluncurkan The Soemitro Center, sebuah lembaga think tank independen yang bertujuan mencetak generasi ekonom masa depan Indonesia. Lembaga ini akan menjadi wadah refleksi sekaligus pengembangan ekonomi nasional yang menjunjung prinsip keadilan, kemandirian, dan keberpihakan kepada rakyat kecil.