Jakarta, VIVA – Aismoli (Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia) kembali mendorong pemerintah untuk segera memberikan kepastian subsidi untuk industri motor listrik nasional.
Ketua Umum Aismoli, Budi Setiyadi, menyampaikan bahwa ketidakjelasan kebijakan pemerintah hingga pertengahan tahun ini membuat industri kesulitan dalam merancang strategi bisnis yang berkelanjutan.
"Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, tetapi prioritas bagi kami di industri, terutama untuk subsidi adalah soal kepastian dari pemerintah,” ujar Budi, saat dihubungi VIVA belum lama ini.
Ia menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak bersikap ragu-ragu dalam mengambil keputusan penting seperti ini.
Petrokimia Gresik Datangkan 160 unit EVITS, Motor Listrik Buatan ITS
Menurutnya, kebijakan yang tidak pasti membuat pelaku industri ragu dalam mengambil langkah lanjutan.
“Harapannya, pemerintah jangan bersikap gamang (maju mundur, maju mundur). Yang kami butuhkan adalah kejelasan. Jadi, apakah pemerintah akan memberi bantuan atau tidak?” kata Budi.
Adapun hingga saat ini, belum ada keputusan tegas dari pemerintah terkait kelanjutan subsidi motor listrik.
Padahal, lanjut Budi, industri sudah menyiapkan kapasitas produksi besar dengan asumsi bahwa bantuan akan berlanjut.
Situasi ini membuat banyak konsumen memilih untuk menunda pembelian, yang berimbas pada penumpukan unit di pabrik dan penurunan penjualan di dealer.
“Karena adanya ketidakpastian ini, banyak masyarakat yang memilih untuk melakukan wait and see. Dampaknya sangat besar, apalagi industri sudah menyiapkan kapasitas produksi dengan harapan akan ada subsidi. Tapi sampai sekarang belum terjadi. Akibatnya, persediaan barang di pabrik menumpuk dan penjualan di dealer pun terpengaruh,” terang Budi.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah sebelumnya telah menetapkan aturan subsidi motor listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 6 Tahun 2023 tentang Pedoman Bantuan Pemerintah untuk Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua.
Subsidi sebesar Rp7 juta per unit diberikan kepada konsumen sejak tahun 2023 dan berlanjut pada 2024 dengan kuota terbatas sebanyak 60.000 unit.
Namun, menurut data terakhir, kuota tersebut telah habis sejak September 2024 tanpa adanya penambahan. Akibatnya, penyaluran subsidi secara otomatis berhenti, meninggalkan ketidakpastian yang berlarut.
“Kalau memang tidak ada subsidi tahun ini, sampaikan saja secara resmi. Dan jika akan ada, segera ditetapkan agar kami bisa bersiap. Mudah-mudahan di tahun depan, kalau bisa mulai Januari, subsidi sudah berjalan dan bersifat jangka panjang, bukan hanya setahun-setahun. Nilainya kalau bisa tetap di angka tujuh juta, karena itu sudah cukup bagus,” tutup Budi.
Halaman Selanjutnya
Padahal, lanjut Budi, industri sudah menyiapkan kapasitas produksi besar dengan asumsi bahwa bantuan akan berlanjut.