Trump Bakal Tutup Kedutaan dan Konsulat di Lebih 20 Negara

1 day ago 5

Kamis, 17 April 2025 - 15:15 WIB

Washington, VIVA – Pemerintahan Trump tengah merancang langkah besar dalam merombak kehadiran diplomatik Amerika Serikat di luar negeri, dengan rencana menutup hampir 30 kedutaan dan konsulat, menurut dokumen internal Departemen Luar Negeri yang diperoleh CNN.

Rencana ini merupakan bagian dari upaya besar untuk merampingkan birokrasi federal, yang dipimpin oleh Departemen Efisiensi Pemerintah dengan dukungan Elon Musk.

Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari restrukturisasi menyeluruh terhadap lembaga diplomatik AS. Namun, belum jelas apakah Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah menyetujui usulan penutupan ini.

Melansir dari CNN Internasional, Kamis 17 April 2025, dokumen tersebut merekomendasikan penutupan 10 kedutaan dan 17 konsulat, sebagian besar berlokasi di Eropa dan Afrika, namun juga mencakup wilayah Asia dan Karibia.

Kedutaan yang termasuk dalam daftar penutupan berada di Malta, Luksemburg, Lesotho, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, dan Sudan Selatan.

Sementara itu, daftar konsulat yang terancam ditutup meliputi lima di Prancis, dua di Jerman, dua di Bosnia dan Herzegovina, serta masing-masing satu di Inggris, Afrika Selatan, dan Korea Selatan.

Tugas-tugas dari kantor-kantor yang ditutup direncanakan akan dialihkan ke misi diplomatik di negara-negara tetangga.

Tak hanya penutupan, dokumen tersebut juga menyarankan pengurangan operasi di misi diplomatik AS di Somalia dan Irak, dua negara yang selama ini dianggap krusial dalam operasi kontraterorisme Amerika, serta "pengubahan ukuran" pos di beberapa lokasi lain.

Untuk pengubahan skala, dokumen menyebutkan bahwa misi AS di Jepang dan Kanada dapat dijadikan model dengan mengintegrasikan dukungan konsuler ke dalam unit-unit khusus di dalam misi besar.

Usulan lainnya termasuk pos dengan jejak ringan gaya FLEX dengan staf terbatas, serta kepemimpinan ganda untuk misi ganda seperti yang ada di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan UNESCO di Paris.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce menolak memberikan komentar mengenai dokumen tersebut maupun rencana pengurangan anggaran secara drastis.

“Saya sarankan Anda untuk memeriksa dengan Gedung Putih dan Presiden AS karena mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka dan apa yang mereka ajukan ke kongres,” ujar Bruce.

"Angka-angka dan laporan yang cenderung kita lihat adalah yang terlalu dini atau salah, berdasarkan dokumen yang bocor dari suatu tempat yang tidak diketahui.”

Hingga kini, pemerintah baru mengumumkan calon duta besar untuk dua kedutaan yang direkomendasikan untuk ditutup, yakni Malta dan Luksemburg.

Sebagai catatan, CNN sebelumnya telah melaporkan pada bulan Maret bahwa Departemen Luar Negeri tengah mempertimbangkan penutupan sejumlah konsulat yang tercantum dalam dokumen ini.

Kedutaan dan konsulat memiliki peran vital sebagai garda depan diplomasi AS. Selain memproses visa dan membantu warga negara Amerika di luar negeri, pos-pos ini juga menjadi pusat pengumpulan informasi dan memainkan peran penting dalam diplomasi strategis, khususnya dalam menghadapi negara pesaing seperti China. Meski begitu, sebagian besar konsulat beroperasi dengan sumber daya terbatas.

Dokumen tersebut menyebut bahwa rekomendasi dibuat oleh wakil menteri luar negeri untuk manajemen penutupan, dengan mempertimbangkan masukan dari biro regional, beban kerja konsuler, biaya operasional, kondisi fasilitas, dan tingkat keamanan masing-masing pos.

Halaman Selanjutnya

Tugas-tugas dari kantor-kantor yang ditutup direncanakan akan dialihkan ke misi diplomatik di negara-negara tetangga.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |