Jakarta, VIVA – Di bulan Ramadan, aktivitas keuangan masyarakat biasanya meningkat, mulai dari belanja kebutuhan puasa dan Lebaran hingga pembayaran zakat dan sedekah. Namun, momen ini juga sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melancarkan berbagai modus penipuan.
Di tengah teknologi yang makin canggih, ada berbagai cara yang dilakukan penipu untuk mengelabui korban agar menyerahkan data pribadi, yang pada akhirnya bisa menguras isi rekening dalam sekejap.
Mulai dari penawaran investasi dan pinjaman online ilegal, hingga berbagai modus baru yang mesti diwaspadai. Sebab itu, masyarakat perlu lebih hati-hati agar tidak menjadi korban kejahatan siber yang bisa menguras habis isi rekening.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengingatkan masyarakat untuk semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan yang merugikan.
"Kalau misalnya sudah terjadi atau mengalami penipuan dan lain-lain, langsung segera laporkan kepada Indonesia Anti-Scam Centre (IASC). Karena kecepatan masyarakat dalam melaporkan ini akan sangat berpengaruh terhadap proses pemblokiran aliran dana yang kemudian lari kepada si fraudster," ujarnya seperti dikutip dari laman Instagram OJK, Senin, 17 Maret 2025.
Berikut 4 modus penipuan yang marak terjadi di bulan Ramadan dan bisa menguras isi rekening jika tidak diwaspadai.
4 Modus Penipuan Baru di Bulan Ramadan
Ilustrasi penipuan transfer uang
Photo :
- Pixabay/kreatikar
1. Penawaran Pinjaman Online Ilegal
Modus ini menawarkan pinjaman dengan proses cepat untuk memenuhi kebutuhan Ramadan. Namun, pinjaman ini biasanya berasal dari fintech ilegal yang tidak terdaftar di OJK, yang mana bunganya sangat tinggi dan berpotensi adanya penyalahgunaan data pribadi.
2. Penawaran Investasi Ilegal
Penipuan ini menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko yang jelas. Salah satu contohnya adalah skema ponzi dan investasi bodong yang mengandalkan dana dari anggota baru untuk membayar keuntungan anggota lama.
3. Social Engineering
Waspada juga social engineering, di mana pelaku memanipulasi psikologis korban untuk mendapatkan data pribadi dan membobol akun keuangan. Salah satu modusnya adalah fake call yang menawarkan kerja paruh waktu selama bulan puasa dengan iming-iming gaji besar.
4. Phishing
Terakhir yakni phishing. Modus ini memancing korban agar memberikan informasi atau data pribadi melalui tautan tertentu. Contohnya adalah link palsu penyaluran zakat atau file .APK berisi ucapan selamat Idul Fitri yang justru berisi malware untuk mencuri data perbankan.
Agar tidak menjadi korban, pastikan selalu cek legalitas layanan keuangan di OJK, jangan sembarangan klik tautan mencurigakan, serta laporkan dugaan penipuan ke Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) agar dapat segera ditindaklanjuti.
Halaman Selanjutnya
Source : Pixabay/kreatikar