Singapura, VIVA – TVS Motor Company, produsen kendaraan roda dua asal India, dikabarkan bakal mengakuisisi ION Mobility, startup motor listrik yang berbasis di Singapura.
Akuisisi ini mencakup seluruh aset dan kekayaan intelektual ION Mobility, dengan integrasi penuh tim ION ke dalam TVS Motor yang dijadwalkan mulai 1 April 2025.
James Chan, pendiri dan CEO ION Mobility, disebut-sebut akan menjabat sebagai Wakil Presiden Senior di TVS Motor, bertanggung jawab atas operasi di wilayah Asia Tenggara dan pengembangan platform ION M1-S.
Motor listrik ION Mobility
Chan sebelumnya sempat mengunggah status akuisisi tersebut di media sosial pribadinya, namun kemudian dihapus. Dari penelusuran VIVA Otomotif di Greatbiker, Senin 17 Maret 2025, sebelumnya pada Februari 2023 TVS Motor telah memimpin pendanaan Seri A untuk ION Mobilitysebesar US$18,7 juta.
Langkah akuisisi ini memperkuat strategi TVS untuk mempercepat pertumbuhan dan elektrifikasi sepeda motor serta skuter di kawasan Asia Tenggara. Dengan dukungan penuh dari TVS, ION M1-S akan diluncurkan kembali di Indonesia dengan peningkatan kualitas dan proses manufaktur yang lebih matang.
Sejak didirikan pada Oktober 2019, ION Mobilitytelah menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan kendaraan listrik roda dua berkualitas tinggi untuk pasar Asia Tenggara.
Chan mengungkapkan bahwa perusahaannya sempat berupaya mendapatkan pendanaan tambahan untuk tetap beroperasi secara independen, tetapi gagal menemukan investor yang memahami visi jangka panjang mereka.
Melalui akuisisi ini, TVS Motor, produsen sepeda motor terbesar keempat di dunia, akan mengintegrasikan keahlian desain dan rekayasa ION Mobility ke dalam rencana ekspansi mereka di pasar kendaraan listrik roda dua di Asia Tenggara.
Dengan integrasi ini, TVS berharap dapat mempercepat pengembangan dan peluncuran produk-produk kendaraan listrik yang inovatif dan berkualitas tinggi di kawasan tersebut
Halaman Selanjutnya
Chan mengungkapkan bahwa perusahaannya sempat berupaya mendapatkan pendanaan tambahan untuk tetap beroperasi secara independen, tetapi gagal menemukan investor yang memahami visi jangka panjang mereka.