Kemajuan Militer Berisiko China dengan DeepSeek AI

2 hours ago 1

Tiongkok, VIVA – Model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek dari China menimbulkan risiko besar terhadap perdamaian dan stabilitas global dengan meningkatkan kapabilitas militer yang dapat mengganggu tatanan dunia yang ada. Dikembangkan oleh Chongqing Landship Information Technology, DeepSeek memiliki aplikasi dalam pengendalian kendaraan tanpa awak serta peningkatan sistem komando dan komunikasi. Integrasi AI ini ke dalam operasi militer berpotensi meningkatkan ketegangan antarnegara, terutama karena semakin banyak negara yang berlomba-lomba mengadopsi teknologi serupa.

Seperti dilansir etruth, Senin 17 Maret 2025, salah satu kekhawatiran utama terkait DeepSeek adalah potensinya dalam meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Dengan memberikan analisis canggih kepada militer, AI ini dapat membantu proses penargetan dan pengambilan keputusan yang lebih presisi. Keunggulan teknologi ini bisa mendorong strategi militer yang lebih agresif, yang mungkin dapat memicu konflik yang seharusnya bisa dihindari. Ketika negara-negara melihat kemajuan militer berbasis AI sebagai ancaman, hal ini dapat memicu perlombaan senjata otonom yang merusak upaya diplomasi serta memperkuat atmosfer ketidakpercayaan antarnegara.

Selain itu, penggunaan AI dalam peperangan menimbulkan dilema etika, terutama terkait akuntabilitas dan kemungkinan sistem otonom membuat keputusan hidup dan mati tanpa campur tangan manusia. Ketidaklibatan manusia dalam pengambilan keputusan ini bisa berujung pada eskalasi konflik yang tidak diinginkan, menyulitkan pengendalian situasi, dan berpotensi menimbulkan dampak yang katastrofis.

Secara keseluruhan, meskipun kemajuan teknologi dalam aplikasi militer seperti DeepSeek dapat meningkatkan efisiensi operasional, teknologi ini juga membawa ancaman serius terhadap perdamaian dunia. Potensi penyalahgunaan, ditambah dengan risiko meningkatnya perlombaan senjata, menuntut adanya dialog dan regulasi internasional yang mendesak guna mengurangi ancaman ini dan menjaga stabilitas global.

Landship menekankan bahwa dalam perencanaan strategi militer, DeepSeek mampu melakukan analisis komprehensif terhadap data intelijen dalam jumlah besar serta memberikan dukungan pengambilan keputusan yang akurat bagi para pemimpin militer. Selain itu, kemampuan pemahaman dan pembuatan bahasa yang canggih memungkinkan AI ini untuk dengan cepat beradaptasi dengan tugas-tugas di medan perang. DeepSeek juga dapat diintegrasikan dengan satelit, radar, dan drone guna meningkatkan efisiensi dan akurasi pengintaian militer. Dengan kemampuannya ini, DeepSeek dapat dengan cepat mengidentifikasi target militer utama dari citra satelit serta memperkirakan ukuran dan jumlahnya untuk membantu pengambilan keputusan strategis.

Para pendiri Landship sebelumnya telah mendirikan beberapa perusahaan lain sebelum akhirnya memperkenalkan produk unggulan mereka, Star Horse (Xingji). Pada 27 Februari, Landship mengumumkan penerapan DeepSeek dalam kendaraan militer otonom mereka, Xingji P60. Kendaraan ini dipamerkan dalam Pameran dan Konferensi Pertahanan Internasional (IDEX 2025) yang diadakan di Abu Dhabi dari 17 hingga 21 Februari.

Menurut perusahaan, P60 menggabungkan perangkat lunak kendaraan otonom Landship untuk aplikasi sipil dengan model bahasa besar (LLM) DeepSeek yang dirancang untuk keperluan militer. Kombinasi ini bertujuan untuk memfasilitasi pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang efisien dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks. Model AI seperti ChatGPT dapat memahami bahasa manusia, sehingga memungkinkan penggunaan AI yang lebih efektif dalam strategi militer. Wang Xiao, Chief Technology Officer IDriverPlus sekaligus General Manager Landship, menyatakan bahwa perusahaan berambisi untuk memimpin tren baru di sektor pertahanan dengan menyediakan produk berkinerja tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

Rekaman dari pameran menunjukkan bahwa kendaraan yang dipajang di acara tersebut diberi label CS/VP16B, bukan P60. Kendaraan ini dipamerkan di stan Norinco, sebuah perusahaan pertahanan dan teknologi milik negara China. Pada Oktober lalu, IDriverPlus menandatangani perjanjian strategis dengan Harbin No.1 Jiqi Manufacture Group Company Ltd, sebuah unit Norinco, untuk mengembangkan kendaraan penyelamat tanpa awak segala medan.

Pada 20 Januari, DeepSeek meluncurkan model AI terbaru mereka, DeepSeek R1, yang dikembangkan menggunakan 2.000 GPU Nvidia H800 dengan teknik hemat biaya yang disebut "knowledge distillation." Teknik ini melibatkan interaksi dengan chatbot canggih seperti Qwen dari Alibaba dan ChatGPT dari OpenAI untuk menyempurnakan kecerdasan AI tersebut. Peluncuran DeepSeek R1 pada akhir Januari berdampak pada penurunan harga saham di AS, karena investor khawatir akan potensi overvaluasi saham AI. Seorang analis militer dari lembaga think tank Xinhua Liaowang memuji pendekatan ekonomis DeepSeek dalam sebuah artikel yang membahas dampaknya terhadap AI militer dan ekonomi Barat.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa DeepSeek dapat digunakan dalam sistem tempur cerdas untuk meningkatkan efektivitas pertempuran dengan menilai situasi medan perang secara real-time, menyusun strategi pertempuran, dan memprediksi tindakan musuh. Teknologi ini memungkinkan pengembangan senjata otonom, drone, serta tank dan kapal tanpa awak yang dapat beroperasi secara mandiri di lingkungan yang menantang, sehingga meminimalkan korban jiwa dan meningkatkan efisiensi tempur. Pada awal Februari, anggota parlemen AS mengusulkan rancangan undang-undang bipartisan untuk melarang penggunaan DeepSeek pada perangkat pemerintah karena alasan keamanan. Beberapa negara bagian dan lembaga, termasuk Angkatan Laut AS dan NASA, telah lebih dulu membatasi penggunaannya pada perangkat resmi.

Landship mengungkapkan bahwa mereka bekerja sama dengan Huawei Technologies Mobile Data Center (MDC) untuk mengembangkan White Paper terbaru mengenai potensi aplikasi militer DeepSeek. Melalui kerja sama ini, mereka bertujuan untuk mendorong penggunaan DeepSeek dalam bidang pertahanan. Selain itu, pada 9 September di tahun yang sama, Wakil Presiden Huawei, Deng Taihua, mengunjungi kantor pusat IDriverPlus di Beijing untuk membahas proyek kendaraan otonom. IDriverPlus mengumumkan bahwa mereka akan menguji perangkat lunaknya di Huawei Ascend AI Computing Center, yang mulai beroperasi pada Februari 2023.

Kemajuan China dalam teknologi militer, terutama dengan integrasi DeepSeek AI, telah menimbulkan kekhawatiran global. Keunggulan DeepSeek dalam analisis medan perang secara real-time, pengembangan senjata otonom, dan pengambilan keputusan cepat dapat secara signifikan meningkatkan kapabilitas militer China. Namun, kemajuan ini juga berisiko mengganggu stabilitas global. Jika tidak dikendalikan, perkembangan militer China dapat mengganggu keseimbangan kekuatan, meningkatkan ketegangan, dan memicu konflik. Oleh karena itu, komunitas internasional harus secara ketat memantau dan merespons perkembangan ini demi menjaga perdamaian dan ketertiban dunia.

Halaman Selanjutnya

Menurut perusahaan, P60 menggabungkan perangkat lunak kendaraan otonom Landship untuk aplikasi sipil dengan model bahasa besar (LLM) DeepSeek yang dirancang untuk keperluan militer. Kombinasi ini bertujuan untuk memfasilitasi pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang efisien dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks. Model AI seperti ChatGPT dapat memahami bahasa manusia, sehingga memungkinkan penggunaan AI yang lebih efektif dalam strategi militer. Wang Xiao, Chief Technology Officer IDriverPlus sekaligus General Manager Landship, menyatakan bahwa perusahaan berambisi untuk memimpin tren baru di sektor pertahanan dengan menyediakan produk berkinerja tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |