4 hours ago
2
Jakarta, VIVA – Di dunia teknologi dan finansial, nama Bill Gates selalu identik dengan kesuksesan yang luar biasa. Sebagai salah satu pendiri Microsoft, Gates selama puluhan tahun menjadi simbol kekayaan, inovasi, dan filantropi global.
Forbes selama lebih dari tiga dekade juga rutin menempatkan Gates di puncak daftar orang terkaya di Amerika Serikat, sehingga ini menjadikannya ikon tak tergoyahkan di dunia bisnis.
Namun, 2025 menjadi tahun yang mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya dalam 34 tahun, Bill Gates terlempar dari daftar 10 orang terkaya di Amerika Serikat versi Forbes. Fenomena ini mengejutkan banyak pihak, mengingat kiprahnya yang panjang sebagai pemimpin dalam daftar tersebut.
Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bagaimana dinamika kekayaan global berubah begitu cepat, dipengaruhi oleh pasar, filantropi, dan keputusan pribadi. Kini Gates duduk tepat di belakang Mike Bloomberg, salah satu pendiri Bloomberg LP, dan satu peringkat di atas Alice Walton, pewaris Walmart yang merupakan perempuan terkaya di Amerika.
Forbes memperkirakan, kekayaan Gates saat ini sebesar US$107 miliar atau setara Rp1.754 triliun.
Sebagaimana diketahui, sejak 1991, Gates secara konsisten berada di peringkat pertama atau kedua dalam daftar Forbes 400 selama hampir tiga dekade sebelum turun di bawah dua besar pada 2021. Tahun ini, untuk pertama kalinya dalam 34 tahun, ia berada di luar 10 besar.
Bill Gates raup dividen Rp 21,3 miliar per hari
Diketahui, penurunan kekayaan Gates semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir. Ia turun ke posisi ke-4 pada 2001, tahun ketika ia dan Melinda French Gates mengumumkan perpisahan setelah 27 tahun pernikahan.
Berdasarkan laoran Forbes, pada 2024, ia semakin turun ke urutan 9. Kekayaannya berkurang saat Melinda mundur sebagai wakil ketua Gates Foundation dan menerima US$12,5 miliar atau setara Rp205 triliun untuk kegiatan filantropinya sendiri.
Bill Gates pertama kali menjadi miliarder pada tahun 1987 di usia 31 tahun ketika saham Microsoft miliknya menembus angka US$1 miliar. Saat itu, ia menjadi miliarder termuda di dunia sebelum gelar tersebut direbut Mark Zuckerberg pada 2008.
Lalu, dari 1995 hingga 2017, Gates berhasil menduduki peringkat pertama dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes sebanyak 18 kali dari 23 tahun, menurut Benzinga.
Namun, berbeda dengan banyak miliarder yang berusaha memperluas kekayaannya, Gates justru dengan sengaja berusaha menguranginya. Pada 2010, ia, Melinda, dan Warren Buffett meluncurkan Giving Pledge, yang menyerukan kepada orang-orang terkaya di dunia untuk menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi.
Pada Mei 2025, Gates juga mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan hampir seluruh kekayaannya melalui Gates Foundation sebelum lembaga tersebut ditutup pada 2045. “Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘ia meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satunya,” ungkap Gates dalam blognya, sebagaimana dikutip dari VN Express, Senin, 15 September 2025.
Sejak didirikan pada tahun 2000, Gates Foundation telah menyalurkan donasi senilai US$60,2 miliar atau setara Rp987 triliun, menjadikan Gates dan Melinda sebagai filantropis terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Warren Buffett, menurut Entrepreneur.
Forbes memperkirakan bahwa jika Gates, yang akan berusia 70 tahun pada Oktober ini, tetap memegang saham Microsoft alih-alih fokus pada filantropi, kekayaannya hari ini bisa mencapai US$1,2 triliun atau setara Rp19.680 triliun, tiga kali lipat dari kekayaan Elon Musk saat ini.
Halaman Selanjutnya
Bill Gates pertama kali menjadi miliarder pada tahun 1987 di usia 31 tahun ketika saham Microsoft miliknya menembus angka US$1 miliar. Saat itu, ia menjadi miliarder termuda di dunia sebelum gelar tersebut direbut Mark Zuckerberg pada 2008.
