5 Fakta Menarik tentang Serangan Rudal Iran ke Pangkalan Militer AS di Qatar

6 hours ago 2

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:11 WIB

Jakarta, VIVA – Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali memuncak di kawasan Timur Tengah. Terbaru, Iran meluncurkan serangan balasan berupa rudal yang menargetkan pangkalan militer utama AS di Qatar. Serangan ini menjadi respons langsung atas aksi militer AS yang menggempur fasilitas nuklir Iran beberapa hari sebelumnya. Berikut ini adalah 5 fakta menarik dan penting dari perkembangan konflik terbaru tersebut:

1. Dimulainya Operasi “Bashayer Al-Fath” oleh Iran

Serangan rudal yang dilakukan pada Senin malam, 24 Juni 2025 waktu setempat, menandai peluncuran Operasi “Bashayer Al-Fath”, yang berarti kabar gembira kemenangan. Operasi ini diumumkan secara langsung melalui siaran nasional Iran, Press TV, dan menjadi simbol bahwa Iran siap membalas secara terbuka atas serangan militer AS sebelumnya.

Menurut laporan dari media Iran, rudal-rudal diluncurkan langsung ke Pangkalan Militer Al Udeid di Qatar—salah satu pangkalan udara terbesar AS di Timur Tengah. Serangan ini diklaim sebagai tindakan "kuat dan menghancurkan" oleh Angkatan Bersenjata Iran.

2. Jumlah Rudal Dibalas Setara Jumlah Bom AS

Salah satu fakta menarik dalam serangan ini adalah bahwa jumlah rudal yang ditembakkan Iran disebut sama banyaknya dengan bom yang digunakan militer AS saat menggempur fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan pada 22 Juni 2025.

Instalasi nuklir Iran rusak diserang Israel

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menegaskan bahwa serangan ini bukan sekadar balasan emosional, tapi juga strategis dan simbolik, menunjukkan bahwa Iran memperhatikan setiap tindakan militer terhadap negaranya dan akan memberikan respons yang dianggap setimpal.

3. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Ambil Alih Tanggung Jawab Serangan

Serangan ke pangkalan Al Udeid ini diklaim langsung oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), unit elite militer yang dikenal dengan operasi-operasi strategis dan ofensif. IRGC mengeluarkan pernyataan resmi bahwa serangan ini adalah "pesan langsung kepada Washington dan sekutu-sekutunya".

IRGC juga menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam jika kedaulatan dan wilayah negaranya dilanggar. Mereka menyebutkan bahwa tindakan militer AS telah melewati batas, dan balasan dari Iran merupakan hak yang sah menurut prinsip pertahanan diri.

4. Qatar Intersep Serangan, Tapi Kecam Pelanggaran Wilayah

Meski rudal-rudal Iran berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Qatar, insiden ini tetap memicu kemarahan dari pihak Doha. Kementerian Pertahanan Qatar melaporkan bahwa tidak ada korban jiwa, tetapi insiden tersebut tetap dianggap pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam keras tindakan Iran dan menyebutnya melanggar Piagam PBB serta ruang udara nasional. Qatar menegaskan bahwa mereka berhak melakukan pembalasan secara proporsional, berdasarkan hukum internasional.

Serangan ini juga berdampak pada negara tetangga: sirene peringatan darurat menyala di Bahrain, dan masyarakat diminta mencari perlindungan, menunjukkan bahwa dampak ketegangan regional bisa menyebar cepat ke negara-negara sekitar.

5. Latar Belakang: Serangan AS dan Pernyataan Tegas Iran

Serangan rudal Iran ini merupakan respons langsung terhadap operasi militer AS yang digelar pada 22 Juni lalu. Dalam operasi itu, tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan dihancurkan menggunakan bom penghancur bunker dan rudal jelajah oleh pasukan AS.

Pernyataan tegas datang dari Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Ia menegaskan bahwa negara mana pun yang mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai pangkalan serangan terhadap Iran akan dianggap sebagai target sah.

Konflik ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat serangan militer Israel ke Iran sejak pertengahan Juni, yang didukung oleh AS. Data dari Kementerian Kesehatan Iran menyebut 430 orang Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya luka-luka, sementara serangan balasan Iran telah menyebabkan 25 korban jiwa di Israel dan ratusan lainnya terluka.

Eskalasi Belum Mereda

Serangan rudal Iran ke Pangkalan Militer AS di Qatar menunjukkan bahwa konflik di kawasan Teluk sedang berada di titik paling panas dalam beberapa tahun terakhir. Balasan Iran melalui Operasi Bashayer Al-Fath merupakan sinyal bahwa eskalasi belum akan mereda. Qatar, meski berhasil mencegat rudal tersebut, berada dalam posisi sulit karena menjadi tuan rumah pangkalan AS dan berisiko menjadi target lanjutan.

Perkembangan ini tentu akan menjadi perhatian utama komunitas internasional, terutama karena keterlibatan langsung AS, Iran, Israel, dan negara-negara Teluk lainnya. Situasi ini akan terus berkembang, dan dunia menanti apakah langkah diplomatik bisa meredakan ketegangan atau justru akan mengarah pada konfrontasi berskala besar. (Antara)

Halaman Selanjutnya

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menegaskan bahwa serangan ini bukan sekadar balasan emosional, tapi juga strategis dan simbolik, menunjukkan bahwa Iran memperhatikan setiap tindakan militer terhadap negaranya dan akan memberikan respons yang dianggap setimpal.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |