5 Fakta Menyedihkan Kasus Bocah 7 Tahun Korban Penyiksaan Orang Tua di Kebayoran Lama

16 hours ago 3

Sabtu, 14 Juni 2025 - 12:00 WIB

Jakarta, VIVA – Kasus kekerasan terhadap anak kembali mengguncang publik. Seorang bocah laki-laki berinisial MK (7 tahun) menjadi korban dugaan penganiayaan oleh orang tuanya di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat ditemukan, kondisi anak sangat memprihatinkan hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati.

Berikut adalah 5 fakta penting dan memilukan yang mengungkap detail kasus penyiksaan terhadap anak yang membuat prihatin banyak pihak.

1. Anak Berusia 7 Tahun Ditemukan dalam Kondisi Memilukan di Lorong Pasar

Bocah malang tersebut ditemukan oleh petugas Satpol PP Kebayoran Lama saat patroli pada Rabu pagi (11 Juni 2025), sekitar pukul 07.20 WIB. Ia berada di lorong pasar, tertidur di atas kardus, tanpa pengawasan orang tua.

Saat ditemukan, MK mengaku telah disiksa oleh orang tuanya, meski ia masih mengalami kesulitan bicara dan belum mampu memberikan keterangan detail. Luka-luka di tubuhnya menguatkan dugaan adanya kekerasan fisik.

2. Kondisi Medis Serius: Patah Tulang, Luka Bakar, hingga Gizi Buruk

Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Setibanya di Instalasi Gawat Darurat RS Polri Kramat Jati pada Kamis malam (12 Juni), tim dokter langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya sangat mengejutkan dan mengundang keprihatinan.

Menurut Wakil Kepala RS Polri, Kombes Pol Erwinn Zainul Hakim, ditemukan:

  • Patah tulang pada lengan kanan
  • Dugaan infeksi pada tulang
  • Bekas luka bakar di area wajah
  • Gizi buruk
  • Anemia berat

Kondisi tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda penyiksaan jangka panjang yang tidak hanya melukai fisik, tapi juga berpotensi memengaruhi perkembangan mental korban.

3. Dirawat Intensif oleh Enam Dokter Spesialis di Ruang PICU

Melihat tingkat keparahan kondisi anak, tim medis RS Polri menempatkan korban di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) untuk pemantauan dan pengobatan secara intensif. Enam dokter spesialis diturunkan untuk menangani berbagai kondisi medis yang dialami MK.

Langkah prioritas pertama adalah menstabilkan kondisi umum korban, termasuk mengatasi dehidrasi, memperbaiki kadar hemoglobin, dan menangani luka bakar. Setelah stabil, baru akan dilakukan operasi ortopedi untuk memperbaiki tulang yang patah.

4. Koordinasi Lintas Instansi: Pemerintah Responsif Tangani Kasus

Usai penemuan korban, Satpol PP langsung melakukan koordinasi cepat dengan sejumlah lembaga terkait, antara lain:

  • Dinas Kesehatan
  • Dinas Sosial
  • Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan

Tindakan cepat ini bertujuan untuk menjamin perlindungan anak secara menyeluruh, baik dari sisi kesehatan maupun hukum. Dinas Sosial juga diperkirakan akan mengambil langkah lanjutan untuk penanganan psikologis korban dan tempat penampungan sementara.

5. Potret Buram Kekerasan Anak yang Butuh Perhatian Serius

Kasus yang menimpa MK menjadi pengingat keras bahwa kekerasan terhadap anak masih kerap terjadi bahkan di lingkungan keluarga sendiri. Ini bukan hanya kasus kriminal, tapi juga darurat kemanusiaan yang membutuhkan respon cepat, tegas, dan menyeluruh.

Anak-anak adalah kelompok rentan yang wajib dilindungi dari segala bentuk kekerasan. Kejadian seperti ini memperlihatkan pentingnya penguatan edukasi orang tua, pendampingan sosial, serta akses pelaporan kekerasan anak yang mudah dan aman.

Halaman Selanjutnya

Menurut Wakil Kepala RS Polri, Kombes Pol Erwinn Zainul Hakim, ditemukan:

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |