Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, menyoroti ketimpangan dalam akses pembiayaan perumahan bagi kalangan masyarakat yang paling rentan terhadap risiko perubahan iklim global.
Hal itu diutarakan AHY digelaran BRICS Urbanization Forum dalam sesi tematik ‘Housing and Urban Agenda: Strategic Priorities’, yang dihelat di Istana Itamaraty, Brasilia pada Selasa, 23 Juni 2025 waktu setempat.
Dengan kondisi tersebut, AHY pun mendorong dibentuknya mekanisme pendanaan khusus guna menguatkan kolaborasi antarnegara, sebagai bagian dari strategi membangun kota yang tangguh terhadap dampak perubahan iklim.
"Mereka yang paling rentan terhadap risiko iklim, seringkali adalah mereka yang paling tidak mampu mengakses pembiayaan perumahan formal. Tanpa dukungan yang ditargetkan, mereka akan terus terpinggirkan dan tetap dalam risiko," kata AHY dalam keterangannya, Kamis, 26 Juni 2025.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan AHY.
Photo :
- Dokumentasi Kemenko Infra.
Sebagai respons, Indonesia bersama sejumlah mitra tengah mengembangkan sebuah platform, yang dirancang untuk menghimpun sumber daya dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta sektor swasta. AHY memastikan, skema pembiayaan ini akan mendukung berbagai inisiatif perumahan adaptif berbasis iklim, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan dan berpenghasilan rendah.
"Platform ini akan menggabungkan sumber daya nasional, provinsi, dan swasta. Pembiayaannya akan digunakan untuk mendukung renovasi hijau, pinjaman mikro, insentif zonasi inklusif, dan penggunaan bahan bangunan lokal yang tangguh terhadap iklim," ujar AHY.
Dia menegaskan, prioritas dari skema pembiayaan ini adalah menjangkau rumah tangga paling rentan, dan memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transisi menuju pembangunan hijau.
Tak hanya di level domestik, AHY juga menekankan pentingnya memperkuat kemitraan global, karena menurutnya skala tantangan perubahan iklim tidak bisa hanya dihadapi oleh pendanaan publik semata. Dia pun mencontohkan berbagai inisiatif kolaboratif yang telah berjalan bersama, seperti misalnya dengan pihak Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) yang mendukung berbagai inisiatif perumahan di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Pada kesempatan tersebut, AHY juga mengundang New Development Bank (NDB) untuk turut berkontribusi dalam pembiayaan, pertukaran pengalaman, dan pembentukan standar pembangunan perkotaan yang tangguh, di negara-negara BRICS dan mitranya.
"Kita memiliki peluang untuk menyelaraskan kerangka subsidi, berbagi perangkat teknologi, dan menetapkan standar bersama yang mencerminkan komitmen kita terhadap Perjanjian Paris, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), serta Agenda Perkotaan Baru (New Urban Agenda)," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dia menegaskan, prioritas dari skema pembiayaan ini adalah menjangkau rumah tangga paling rentan, dan memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transisi menuju pembangunan hijau.