Ada Kesenjangan Keterampilan SDM RI, Penting Adaptasi terhadap Perubahan Lanskap Pekerjaan

5 hours ago 2

Kamis, 26 Juni 2025 - 17:43 WIB

Jakarta, VIVA - Strategi pengembangan sumber daya manusia atau SDM dalam digital informasi dinilai penting untuk merespons transformasi kerja. Hal itu seiring tumbuh pesatnya sektor digital informasi di Tanah Air.

Demikian jadi perhatian Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat menggelar 'Simposium Integrasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sektor Digital Informal' selama dua hari di Jakarta. 

Simposium itu menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengembangan SDM digital informal di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno dalam pidato pembukaannya mengatakan pentingnya Indonesia untuk bisa dapat beradaptasi terhadap perubahan lanskap pekerjaan. 

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Stella Christie

Dia bilang adopsi teknologi dan ekonomi digital yang berkembang pesat memiliki tantangan berupa kesenjangan keterampilan SDM kita. 

"Untuk itu diperlukan pengembangan SDM dengan mengintegrasikan kompetensi talenta digital sebagai prioritas utama dan kemitraan tripartit untuk menyesuaikan dengan perubahan lanskap pekerjaan di era digital,” kata Pratikno dikutip pada Kamis, 26 Juni 2025.

Di forum itu juga menyoroti sektor digital informal yang mencakup segmentasi pekerja transportasi online, konten kreator, desainer lepas, kurir logistik, pekerja rumah tangga on-demand, hingga profesi digital informal lainnya. Kondisi itu jadi pilar ekonomi digital dan alternatif utama di tengah keterbatasan akses terhadap pekerjaan formal.

Sementara, dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Stella Christie mengatakan penting fleksibilitas kurikulum dalam menghadapi disrupsi teknologi. 

Dia bilang perguruan tinggi mesti jadi pusat pembelajaran yang adaptif. Bukan hanya mencetak lulusan tetapi juga membentuk para pembelajar yang adaptif.
 
"Untuk itu, penguatan skema mikro kredensial menjadi kunci agar pendidikan tinggi dapat menjangkau lebih banyak pembelajar lintas usia dan sektor, terutama mereka yang bekerja di sektor digital informal," tutur Stella.

Simposium ini juga menyoroti pentingnya ekonomi digital sebagai bantalan sosial di tengah tantangan dunia kerja. Pekerja lepas atau gig worker seperti ojek online diakui sebagai bagian penting dari ekosistem digital yang berkembang pesat.

Menurut Nailul Huda selaku Direktur Ekonomi Digital CELIOS, hasil Sakernas 2022 mencatat sekitar 1 juta gig worker yang berprofesi sebagai ojek online. Ia menekankan dampak positif sektor ini, khususnya di layanan ride-hailing. 

“Kota-kota yang memiliki layanan ride-hailing tercatat memiliki tingkat kemiskinan 37% lebih rendah dibandingkan kota lain,” jelasnya.

Dia bilang pertumbuhan sektor itu perlu dijaga sekaligus memastikan perlindungan sosial dan akses kesehatan yang layak bagi para pekerjanya.

Pun, peningkatan kualitas SDM di sektor digital informal perlu dilakukan melalui program reskilling dan upskilling yang relevan dengan kebutuhan industri. Integrasi pelatihan ini jadi kunci untuk menjawab ketimpangan keterampilan tenaga kerja digital dan mendorong formalisasi yang lebih inklusif serta berkelanjutan.
 

Halaman Selanjutnya

Sementara, dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Stella Christie mengatakan penting fleksibilitas kurikulum dalam menghadapi disrupsi teknologi. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |