Kairo, VIVA – Mesir bekerja sama dengan Qatar dan Turki sedang berusaha meyakinkan Hamas agar menerima proposal damai yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, dan memperingatkan bahwa konflik akan meningkat jika kelompok tersebut menolak.
Berbicara di Institut Hubungan Internasional Prancis di Paris, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengakui ada banyak celah dari proposal yang disodorkan Trump – yang mungkin sulit diterima Hamas karena merugikan Gaza dan Palestina.
"Ada banyak celah yang perlu diisi, kita perlu lebih banyak diskusi tentang bagaimana mengimplementasikannya, terutama pada dua isu penting - tata kelola dan pengaturan keamanan," kata Abdelatty dilansir New Arab, Jumat, 3 Oktober 2025.
"Kami mendukung rencana Trump dan visi untuk mengakhiri perang, dan kami perlu bergerak maju."
VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina
Photo :
- Associated Press (AP)
Gedung Putih pada awal pekan ini meluncurkan dokumen berisi 20 poin yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, pertukaran sandera yang ditahan Hamas dengan tawanan Palestina yang ditahan Israel, penarikan mundur Israel secara bertahap dari Gaza, pelucutan senjata Hamas, dan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan internasional.
Pada hari Selasa, Trump memberi Hamas waktu tiga hingga empat hari untuk menyetujui rencana tersebut.
Mesir sebagai mediator kunci dalam upaya mengakhiri perang Gaza, edang berkoordinasi dengan Qatar dan Turki untuk meyakinkan Hamas agar menanggapi rencana tersebut secara positif, tetapi ia tetap sangat berhati-hati.
"Jika Hamas menolak, Anda tahu, maka itu akan sangat sulit. Dan tentu saja, kami akan mengalami eskalasi lebih lanjut. Itulah sebabnya kami mengerahkan upaya intensif kami agar rencana ini dapat dilaksanakan dan mendapatkan persetujuan Hamas," katanya. Abdelatty mengatakan meskipun ia secara umum mendukung proposal Trump untuk Gaza, tapi diperlukan lebih banyak perundingan mengenai hal tersebut.
Namun demikian, lanjut Abdelatty, Mesir menolak alasan Israel yang terang-terangan melakukan genosida di Gaza dengan dalih ‘balas dendam’ serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Jangan beri alasan apa pun bagi satu pihak untuk menggunakan Hamas sebagai dalih atas pembunuhan warga sipil yang gila-gilaan setiap hari ini. Apa yang terjadi jauh melampaui tanggal 7 Oktober," katanya, merujuk pada serangan Hamas tahun 2023 terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang, menurut penghitungan Israel.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 orang di Gaza. "Ini bukan lagi balas dendam. Ini adalah pembersihan etnis dan genosida yang sedang berlangsung. Jadi, sudah cukup," kata Abdelatty.
Ketika ditanya apakah ia khawatir rencana Trump dapat menyebabkan pemindahan paksa warga Palestina, ia mengatakan Mesir tidak akan menerimanya.
"Pemindahan tidak akan terjadi, itu tidak akan terjadi karena pemindahan berarti akhir dari perjuangan Palestina," katanya. "Kami tidak akan membiarkan ini terjadi dalam keadaan apa pun."
Pemimpin Hamas pada Kamis malam mengatakan bahwa kelompok itu akan menanggapi rencana gencatan senjata Presiden AS Donald Trump sesegera mungkin.
"Hamas sedang membahas rencana tersebut dengan seksama, “Terlepas dari banyaknya keberatan yang kami miliki,” kata Mohammed Nazzal kepada televisi Al Jazeera yang berbasis di Doha dalam sebuah wawancara.
Ia mengatakan Hamas serius dalam mencari kesepahaman “di luar tekanan waktu dan ancaman.”
Menurut Nazal, pihaknya telah melakukan konsultasi baik internal maupun eksternal mengenai rencana itu dengan faksi-faksi Palestina, tokoh independen, dan para mediator.
Tanggapan final kami akan mengutamakan kepentingan rakyat Palestina dan prinsip-prinsip strategis perjuangan Palestina, tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Mesir sebagai mediator kunci dalam upaya mengakhiri perang Gaza, edang berkoordinasi dengan Qatar dan Turki untuk meyakinkan Hamas agar menanggapi rencana tersebut secara positif, tetapi ia tetap sangat berhati-hati.

3 weeks ago
12









