Amnesty International soal TNI Cawe-cawe Diskusi Mahasiswa UIN Walisongo: Pelanggaran Serius!

2 days ago 7

Jakarta, VIVA – Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid menilai kedatangan dan aksi intimidasi aparat TNI di kegiatan diskusi mahasiswa UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, merupakan pelanggaran serius dan mengancam kebebasan berkumpul, berserikat dan berpendapat yang dijamin Undang-Undang.

"Kampus adalah zona netral yang harus bebas dari intervensi negara baik pemerintah maupun aparat keamanan dan pertahanan seperti TNI," kata Usman Hamid dalam keterangan persnya, Rabu, 16 April 2025. 

Amnesty International mendesak TNI sebagai institusi harus menginvestigasi tindakan anggotanya tersebut agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Ia meyakini tindakan aparat yang hadir di acara diskusi mahasiswa merupakan bentuk intimidasi. 

"Sangat jelas tindakan tersebut merupakan intimidasi dan bukan merupakan bagian dari tupoksi anggota TNI yang bertugas menjaga pertahanan negara. Diskusi kampus bukanlah merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara," ujarnya

Lebih jauh, Usman menyatakan tindakan anggota TNI tersebut mengkonfirmasi kekhawatiran publik terkait militerisasi ruang publik seiring kuatnya penolakan masyarakat terhadap revisi UU TNI yang baru saja disahkan 20 Maret lalu.

"Kampus harus menjadi ruang aman untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan membangun kesadaran masyarakat. Kampus bukanlah wilayah operasi militer yang mengharuskan kehadiran anggota TNI untuk berjaga-jaga dengan dalih monitoring wilayah," kata Usman

"Kejadian ini juga mengkonfirmasi kegagalan pihak kampus untuk melindungi segala aksi-aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa," sambungnya

Sebelumnya diberitakan, kegiatan diskusi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang didatangi oleh seorang pria tak dikenal dan seorang anggota TNI pada Senin, 14 April 2025.

Ketika itu Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praksis Sosial (FTPS) menggelar diskusi bertema “Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik,” yang diadakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo. 

Seorang mahasiswa mengungkapkan bahwa saat acara baru dimulai dengan sesi perkenalan, tiba-tiba muncul orang tak dikenal ikut bergabung dalam forum.

Saat diminta untuk memperkenalkan diri, pria bertubuh tambun yang mengenakan baju hitam itu pun tidak mau memperkenalkan diri. Ia memilih pergi meninggalkan lokasi. Sementara mahasiswa pun curiga bahwa pria tak dikenal itu diduga intel.  

Disisi lain, petugas keamanan kampus datang dan meminta beberapa perwakilan mahasiswa untuk menemui seseorang di dekat lokasi acara. Orang itu adalah personel TNI yang serta-merta menanyai identitas mereka,  siapa saja peserta diskusi, dan tema diskusi yang digelar. 
Sedangkan saat ditanya balik apa tujuannya ke sini dan dapat informasi dari mana, anggota TNI itu hanya tersenyum.  

Pihak mahasiswa langsung waspada. Sebab, anggota TNI itu pun terlihat berboncengan sepeda motor dengan orang tak dikenal yang berbaju hitam. 

Seorang mahasiswa mengungkapkan anggota TNI itu meminta identitas pribadinya, seperti nama, tempat tinggal, dan semester. Dia pun mendapat kabar bahwa aparat militer sudah menyisir area sebelum acara dimulai. 

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana membantah anggotanya ada di lokasi untuk melakukan intervensi kegiatan diskusi.

Brigjen Wahyu menjelaskan kehadiran salah satu anggota TNI atas nama Sertu Rokiman, Babinsa Koramil Ngaliyan Kelurahan Tambak Aji, hanya semata-mata dalam rangka menjalankan tugas rutin sebagai aparat kewilayahan.

"Kehadiran Sertu Rokiman pun terbatas di area depan kampus dan tidak masuk ke dalam lokasi acara diskusi. Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah, karena sebelumnya beredar pamflet undangan diskusi yang bersifat terbuka untuk umum. Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya," tegas Kadispenad.

Ia menegaskan tidak ada intervensi ataupun upaya dalam bentuk apa pun, untuk menghentikan kegiatan diskusi. Bahkan, Sertu Rokiman sama sekali tidak masuk ke area forum diskusi, melainkan tetap berada di luar kampus.

"Babinsa juga tidak pernah memanggil mahasiswa keluar kampus untuk menemuinya. Ini menunjukkan bahwa tugas yang dilakukannya sudah sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagai aparat teritorial," ujarnya

Terkait dengan keberadaan seseorang yang disebut-sebut sebagai intelijen dalam video yang beredar, TNI AD memastikan bahwa individu tersebut bukanlah anggota TNI.

“Kami tegaskan, orang dalam video tersebut bukan anggota kami. Kehadiran Babinsa pun hanya satu orang, dan itu pun berada di luar forum diskusi,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya

Sebelumnya diberitakan, kegiatan diskusi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang didatangi oleh seorang pria tak dikenal dan seorang anggota TNI pada Senin, 14 April 2025.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |