Semarang, VIVA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang ia nilai semakin kehilangan arah dalam hal integritas dan meritokrasi.
Menurut Anies, dua hal mendasar itu harus segera dikembalikan agar negara dapat benar-benar bekerja untuk kepentingan publik, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Hal paling mendasar di negeri ini adalah bagaimana integritas itu dikembalikan. Mengembalikan integritas harus menjadi prioritas utama, harus dijadikan pedoman,” ujar Anies di Semarang, dikutip dari YouTube Gerakan Rakyat, Jumat 10 Oktober 2025.
Lebih jauh, Anies menyoroti banyak pejabat saat ini mendapat posisi penting bukan karena kompetensi, melainkan karena kedekatan dengan kekuasaan.
“Kita tahu, banyak sekali pejabat hari ini diberikan tanggung jawab bukan karena prestasi, tapi karena koneksi. Bagaimana negeri ini bisa maju jika jabatan publik dipegang oleh orang-orang yang tidak kompeten?” ucapnya.
Ia menilai praktik semacam ini membuat negara tidak lagi bekerja untuk rakyat, tetapi untuk melayani jaringan kepentingan di dalam kekuasaan itu sendiri.
“Apa yang kemudian terjadi? Indonesia terjebak di dalam middle income trap, karena kebijakan kebijakan yang disusun bukan untuk memberi kemanfaatan untuk rakyat banyak, tapi untuk memberikan kebermanfaatan pada sesama elit pemegang kewenangan,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa jalan keluar dari kondisi ini hanya bisa ditempuh dengan mengembalikan prinsip meritokrasi di seluruh institusi negara.
“Yang mendapatkan amanat harus berdasarkan kompetensi dan prestasi. Kalau semua karena koneksi, maka yang terjadi hanyalah memperkuat jejaring kepentingan,” imbuhnya.
Wamendagri Bertugas Sesuai Zona Waktu, Ketua DPD: Pemerataan Pembangunan di Daerah
Ketua DPD, Sultan B Najamudin mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang memutuskan untuk menambah jumlah wakil Menteri Dalam Negeri menjadi tiga orang
VIVA.co.id
9 Oktober 2025