Jakarta, VIVA – Aplikasi Eco Cycle resmi diluncurkan. Ini merupakan sebuah inovasi digital berbasis prinsip ekonomi sirkular yang bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan limbah di industri perkebunan, khususnya pada sektor kelapa sawit, karet, dan tebu.
Aplikasi ini dirancang untuk mendukung efisiensi pengelolaan limbah organik sekaligus membuka peluang komersialisasi residu kebun dan pabrik.
Selain itu, Eco Cycle memungkinkan pemantauan data secara real-time, menciptakan tata kelola limbah yang lebih akuntabel dan terintegrasi.
Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna mengatakan bahwa Eco Cycle menjadi salah satu bagian dalam transformasi industri perkebunan menuju arah yang lebih hijau dan efisien.
Ia menekankan bahwa teknologi ini selain sebagai alat bantu pelaporan, tetapi juga sebuah sistem yang menyatukan aspek lingkungan, operasional, dan ekonomi dalam satu platform.
“Eco Cycle akan menjadi soko guru pengelolaan limbah berbasis data,” ujarnya.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menjelaskan jika penerapan Eco Cycle di lingkungan perusahaannya akan menjadi lompatan besar dalam digitalisasi pengelolaan limbah berbasis prinsip ekonomi sirkular.
Dengan sistem yang terintegrasi, pengambilan keputusan di lapangan dinilainya akan jauh lebih cepat dan tepat, khususnya dalam mengelola sisa produksi seperti tandan kosong, limbah cair (palm oil mill effluent), hingga abu boiler.
"Kami bisa memantau secara menyeluruh titik-titik penghasil limbah dan langsung menganalisis potensi pemanfaatannya. Ini membuka ruang besar bagi pengembangan energi alternatif, efisiensi biaya, dan potensi komersialisasi limbah," jelas dia.
Peluncurannya menjadi momentum kolaborasi lintas entitas di bawah naungan Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Dengan begitu, PTPN Group semakin menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi industri berbasis keberlanjutan, sekaligus menjawab arah kebijakan nasional menuju ekonomi hijau dan target net zero emission pada 2060.
Aplikasi Eco Cycle dirancang untuk bisa diimplementasikan di lingkungan PTPN, baik PalmCo dengan komoditas utama sawit, PTPN I SupportingCo yang menangani komoditas karet dan lainnya, serta PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang fokus pada komoditas tebu.
Halaman Selanjutnya
Dengan sistem yang terintegrasi, pengambilan keputusan di lapangan dinilainya akan jauh lebih cepat dan tepat, khususnya dalam mengelola sisa produksi seperti tandan kosong, limbah cair (palm oil mill effluent), hingga abu boiler.