Arwin Welhalmina, Tokoh Inspiratif yang Ajak Gen-Z Jaga Demokrasi dengan Akal Sehat

5 hours ago 1

Senin, 9 Juni 2025 - 23:10 WIB

VIVA – Di tengah pusaran politik nasional yang kian panas, muncul sosok-sosok muda yang tak hanya bersuara, tetapi juga berdiri tegak membawa semangat perubahan. Dua di antaranya adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan tokoh muda Gen-Z, Arwin Welhalmina. Keduanya menjadi representasi generasi baru yang tak gentar menghadapi tantangan politik dari generasi sebelumnya, sekaligus menjadi simbol perlawanan terhadap narasi kebencian dan polarisasi yang terus bergulir.

Saat ini, posisi Gibran sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia tengah mendapat guncangan dari sejumlah purnawirawan TNI. Mereka menganggap Gibran tidak layak memimpin karena usianya yang masih muda dan dianggap belum berpengalaman. Bahkan, sejumlah tokoh secara terbuka mendorong pemakzulan Gibran dari jabatannya.

Namun, gelombang penolakan terhadap wacana pemakzulan ini juga datang, terutama dari kalangan muda. Salah satu suara paling vokal adalah dari Arwin Welhalmina, tokoh muda Gen-Z yang menilai langkah para purnawirawan tersebut bukan bagian dari proses demokrasi yang sehat, melainkan manuver politik yang sarat kepentingan.

"Semua orang tahu, isu pemakzulan ini tidak berdiri di ruang hampa. Ini jelas manuver politik kekuasaan, dan perlu dicatat, sosok seperti Fahrul Razi yang getol mendorong wacana ini adalah bagian dari tim sukses capres yang kalah. Jadi kita tahu motifnya ke mana," kata Arwin, saat dihubungi baru-baru ini.

Arwin menegaskan bahwa Prabowo-Gibran adalah pemenang sah Pilpres 2024. Seluruh tahapan dan mekanisme pemilu telah berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku. Bahkan, ketika hasil Pilpres dibawa ke Mahkamah Konstitusi, keputusan final justru memperkuat kemenangan mereka.

“Putusan MK adalah final dan mengikat. Prabowo dan Gibran sudah sah sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Jadi, narasi pemakzulan ini sama sekali tidak berdasar secara hukum,” katanya.

Kehadiran Gibran di posisi strategis pemerintahan mencerminkan babak baru dalam sejarah demokrasi Indonesia. Anak muda tidak lagi hanya menjadi objek politik, tetapi sudah menjadi aktor utama. Arwin melihat bahwa generasi muda kini memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga demokrasi agar tetap berjalan sehat dan beretika.

“Kalau hari ini setiap kekalahan dibalas dengan isu pemakzulan, lalu kapan bangsa ini bisa dewasa dalam berdemokrasi? Ini bukan hanya tidak sehat, tapi juga memberi contoh buruk bagi generasi muda," ujarnya.

"Kita tidak sedang mewarisi tradisi politik yang berkelas, tapi malah memelihara kebencian yang bisa merusak persatuan," tambahnya.

Dalam konteks ini, keberanian Gibran mengambil posisi sebagai pemimpin muda dan keberanian Arwin menyuarakan nalar sehat dalam demokrasi menjadi pengingat bahwa politik bukan hanya milik yang senior dan berpengalaman. Politik adalah ruang perjuangan bagi semua generasi, termasuk generasi muda yang penuh energi dan idealisme.

“Sebagai Gen-Z yang peduli masa depan republik ini, kami ingin mewarisi politik yang sehat, bukan warisan konflik dan dendam yang tak kunjung selesai. Mari kita jaga demokrasi dengan akal sehat, bukan amarah tak berkesudahan,” tambah Arwin.

Halaman Selanjutnya

“Kalau hari ini setiap kekalahan dibalas dengan isu pemakzulan, lalu kapan bangsa ini bisa dewasa dalam berdemokrasi? Ini bukan hanya tidak sehat, tapi juga memberi contoh buruk bagi generasi muda," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |