Jakarta, VIVA – Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri ESDM Bahlil Lahadalia buka suara ihwal pernyataan keras Presiden Prabowo Subianto yang menyebut ada oknum di dalam birokrasi yang bertindak seperti 'Raja Kecil' melawan kebijakan efisiensi anggaran.
Bahlil mengatakan Presiden Prabowo memiliki visi dan program yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh jajaran di bawahnya, termasuk para menteri sebagai pembantu Presiden dan birokrasi.
"Saya pikir Pak Prabowo punya visi dan program, dan untuk menjalankan visi dan program itu, harus betul-betul patuh terhadap apa yang sudah disampaikan pimpinan, dalam hal ini Presiden," kata Bahlil di Gedung DPR RI, Kamis, 13 Februari 2025.
Presiden RI Prabowo Subianto saat menghadiri Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
Photo :
- Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.
Bahlil mengingatkan agar para pembantu Presiden dan jajaran dibawahnya tidak menghambat program Presiden.
"Jangan ada yang menghambat, apalagi menteri-menterinya. Karena menteri, pembantu Presiden, menteri itu adalah pembantu Presiden, pembantu saja enggak boleh berbeda dengan Presiden, apalagi yang lain. Itu maksudnya," ujarnya
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyentil oknum-oknum yang tidak menyetujui kebijakan efisiensi anggaran dan merasa kebal hukum menghadapi keputusan-keputusan yang diambil oleh dirinya saat memperjuangkan kemakmuran rakyat.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 10 Februari 2025.
Presiden Prabowo menegaskan langkah efisiensi di berbagai kementerian dan lembaga diambil agar pengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan dan berpotensi menjadi ladang korupsi bisa dihilangkan.
Namun, pada praktiknya ada saja pihak-pihak yang kontra dengan keputusan tersebut dan bahkan merasa kebal dari keputusan yang diambil Prabowo itu sehingga mengabaikannya.
"Ada, yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," ujar Prabowo.
Padahal, menurut Prabowo, langkah efisiensi dilakukan untuk menghemat anggaran negara agar dapat dialokasikan langsung untuk kepentingan rakyat, termasuk perbaikan sekolah-sekolah di Indonesia.
"Saya mau menghemat uang. Uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan, untuk anak-anak rakyat. Saya ingin memperbaiki semua sekolah Indonesia. Kita punya 330.000 sekolah," katanya.
Halaman Selanjutnya
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 10 Februari 2025.