Bakteri Sarung Bantal Ternyata Lebih Banyak Dibanding Dudukan Toilet, Kapan Harus Ganti?

1 day ago 2

Senin, 31 Maret 2025 - 18:45 WIB

Jakarta, VIVA – Kebanyakan orang berpikir toilet adalah tempat yang paling banyak menampung bakteri jahat yang tidak sehat. Tapi, Anda mungkin akan terkejut usai membaca hasil penelitian berikut ini. 

Menurut laporan National Sleep Foundation, sarung bantal yang belum dicuci selama hampir seminggu membawa lebih banyak bakteri daripada tempat dudukan toilet. Benarkah? Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

“Tempat tidur, termasuk seprai dan sarung bantal, dapat menumpuk bakteri dalam jumlah yang signifikan dari waktu ke waktu jika tidak dibersihkan secara teratur. Setelah 4 minggu tanpa dicuci, sarung bantal dan seprai mungkin mengandung jutaan unik pembentuk koloni (CFU) per inci persegi,” kata laporan itu dilansir Times of India, Senin 31 Maret 2025. 

“Setelah satu minggu tidur di sarung bantal Anda, itu mengumpulkan lebih dari 17 ribu bakteri dibanding tempat dudukan toilet, atau lebih dari 3-5 juta unit bakteri pembentuk koloni per inci persegi. Jenis bakteri umum yang ditemukan di tempat tidur termasuk batang gram negatif, batang gram positif, basil dan cocci gram positif. Beberapa bakteri ini berpotensi menyebabkan infeksi, sementara yang lain kurang berbahaya,” tambah laporan tersebut. 

Ilustrasi wanita dengan sarung tangan karet sedang membersihkan toilet

Potensi ancaman yang dihadapi jika tidur dengan sarung bantal kotor

Tidur di sarung bantal yang kotor dapat membuat Anda terkena berbagai jenis bakteri, jamur dan alergen, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Jerawat dan iritasi kulit hanyalah dua masalah umum. 

Sarung bantal menjadi penuh dengan minyak, keringat, kulit mati dan bakteri, sehingga menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat atau memperburuk kondisi seperti eksim dan rosacea. Infeksi jamur seperti kurap juga dapat terbentuk jika jamur atau ragi tumbuh pada bahan yang lembap dan kotor. 

Masalah pernapasan juga bisa menjadi potensi ancaman. Tungau debu, spora jamur dan bulu hewan peliharaan dapat menempel pada sarung bantal, yang dapat menyebabkan alergi atau memperburuk asma. Gejalanya bisa bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan sesak napas. Penyakit pernapasan kronis juga dapat diperburuk oleh paparan jangka panjang terhadap alergen ini. 

Infeksi bakteri seperti stafilokokus (infeksi staph) dan streptokokus juga dapat ditularkan melalui sarung bantal yang kotor. Jika wajah memiliki luka terbuka atau jerawat, infeksi dapat disebabkan oleh bakteri dari sarung bantal yang tidak dicuci. Spora jamur dapat menyebabkan ketombe atau infeksi kulit kepala. 

Dalam kasus yang parah, penggunaan jangka panjang sarung bantal kotor bahkan dapat menimbulkan kutu busuk, yang menyebabkan kulit gatal dan iritasi. Untuk menghindari bahaya ini, Anda harus mencuci sarung bantal setiap minggu dan mempraktikkan kebersihan yang baik untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas tidur. 

Halaman Selanjutnya

Sarung bantal menjadi penuh dengan minyak, keringat, kulit mati dan bakteri, sehingga menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat atau memperburuk kondisi seperti eksim dan rosacea. Infeksi jamur seperti kurap juga dapat terbentuk jika jamur atau ragi tumbuh pada bahan yang lembap dan kotor. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |