Senin, 3 Maret 2025 - 15:36 WIB
Jakarta, VIVA – Fenomena war takjil menjadi tren yang ramai setiap bulan Ramadan, di mana banyak orang berlomba-lomba berburu takjil yang dijual sangat bervariatif dan cenderung murah di berbagai tempat. Antusiasme masyarakat dalam mendapatkan takjil sering kali menyebabkan kerumunan dan perebutan makanan, bahkan tak jarang terjadi insiden dorong-dorongan demi mendapatkan bagian.
Sore hari di bulan Ramadan menghadirkan suasana yang khas dan penuh semangat, terutama dengan maraknya pedagang takjil yang berjejer di pinggir jalan, pasar, hingga depan rumah. Berbagai macam makanan dan minuman khas berbuka, seperti kolak, es cendol, gorengan, dan aneka kue manis, tersaji menggoda selera. Hiruk-pikuk pembeli yang berburu hidangan berbuka puasa menambah kesan meriah, sementara aroma makanan yang menggugah selera menyebar di udara. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Kegiatan berburu takjil di sore hari rupanya bukan hanya dilakukan oleh orang muslim yang berpuasa, tetapi juga agama-agama lainnya. Mengingat di Indonesia terdapat keberagaman beragama, maka masyarakatnya pun sangat toleransi dalam segala hal salah satunya berburu takjil. Viral di media sosial sejumlah video yang menunjukkan para masyarakat non-muslim ikut memborong takjil di sore hari menjelang buka puasa.
"Pokoknya agama sebelah paling sibuk dah," tulis keterangan video di Instagram @nyinyir_update_official, dikutip Senin 3 Maret 2025.
Dalam video itu, terlihat seorang wanita mengenakan kaus yang bertuliskan pujian terhadap Yesus Kristus. Baju yang dikenakannya itu sekaligus menandai kesetiaannya pada Tuhannya. Namun tak peduli identitas agamanya diketahui, ibu-ibu tersebut nampak bersemangat memilih gorengan dan jajanan takjil lainnya.
Pada video yang lain, seorang pria memberikan tutorial bagi masyarakat non muslim agar bisa ikut berburu takjil tanpa diketahui identitas agamanya yang asli.
"POV: Tutor nonis berburu takjil," tulisnya.
Mulanya, pria itu menunjukkan kalung salib yang melingkar di bagian lehernya sebagai tanda bahwa dirinya tidak beragama Islam. Kemudian, saat hendak pergi berburu takjil, pria tersebut mengenakan baju koko dan menyembunyikan kalung salibnya.
Dengan begitu, ia nampak membaur dengan gaya berpakaian pria muslim pada umumnya, kemudian bebas membeli takjil.
Ada-ada saja cara netizen mengupayakan berbagai hal agar bisa membeli takjil tanpa memandang agama. Padahal sebenarnya, tidak ada yang salah jika non-muslim ikut berburu takjil saat Ramadan, karena momen ini bukan hanya sekadar tradisi agama, tetapi juga bagian dari budaya kebersamaan di Indonesia.
Banyak pedagang dan penyelenggara takjil gratis yang tidak membatasi siapa saja yang boleh menikmati sajian berbuka, karena esensi Ramadan juga mengajarkan nilai-nilai berbagi dan kebersamaan. Selain itu, berburu takjil bagi non muslim bisa menjadi kesempatan untuk menikmati beragam kuliner khas Ramadan serta merasakan atmosfer kebersamaan yang hangat di bulan suci ini.
Selama dilakukan dengan sikap menghargai dan tidak mengambil bagian dari mereka yang lebih membutuhkan, keikutsertaan non muslim dalam tradisi ini justru bisa mempererat toleransi antarumat beragama dan menambah kekayaan pengalaman budaya di masyarakat.
Halaman Selanjutnya
"POV: Tutor nonis berburu takjil," tulisnya.