Gunakan Senjata Kimia, Kolonel Shkroba Diburu Intelijen Ukraina

7 hours ago 2

Senin, 3 Maret 2025 - 20:30 WIB

VIVA – Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim telah mengidentifikasi seorang perwira militer Rusia, yang bertanggung jawab atas perintah penggunaan senjata kimia dalam perang.

Organisasi intelijen Ukraina itu menyatakan sosok Kolonel Roman Shkroba, Komandan Brigade Senapan Bermotor ke-123 Distrik Militer Selatan Rusia, yang menginstruksikan penggunaan granat gas K-51 dan RG-Vo di Oblast (Provinsi) Donetsk.

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kyiv Post, hasil investigasi intelijen Ukraina menyatakan Shkroba menyuruh anak buahnya melempar granat K-51 dan RG-Vo pada Desember 2023.

Kedua granat gas tersebut adalah jenis gas air mata yang kerap digunakan untuk mengendalikan huru-hara. Meskipun gas air mata banyak digunakan kepolisian, namun kedua granat tersebut dianggap sebagai senjata kimia.

VIVA Militer: Granat gas K-51 militer Rusia

Oleh karena itu, penggunaan granat K-51 dan RG-Vo dilarang dalam perang berdasarkan Protokol Jenewa tahun 1925.

Pada Februari 2025, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan pihaknya telah mendokumentasikan ribuan contoh penggunaan senjata kimia oleh tentara Rusia.  

Dalam penjelasannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mencatat ada 6.129 kasus penggunaan senjata kimia. 

Dengan penjelasan, bahan terlarang yang dimuat oleh senjata militer Rusia adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (CS), chloroacetophenone (CN), chloropicrin dan mercaptan (malodoran).

VIVA Militer: Granat gas RG-Vo militer Rusia

Photo :

  • Military Media Center

“Dari Februari 2023 hingga Februari 2025, tercatat 6.129 kasus penggunaan amunisi yang mengandung bahan kimia berbahaya oleh penjajah Rusia," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina. 

"Termasuk di dalamnya, bahan 2-chlorobenzalmalononitrile (CS), chloroacetophenone (CN), serta chloropicrin dan mercaptan (malodoran), telah didokumentasikan," lanjut pernyataan tersebut.

SBU menyatakan bahwa Shkroba menggunakan senjata kimia untuk memaksa pasukan Ukraina keluar dari tempat perlindungan, di wilayah Spirne, Donetsk.

"Dengan menggunakan senjata kimia, musuh mencoba menerobos pertahanan pasukan Ukraina selama pertempuran berkelanjutan di wilayah desa Spirne," kata Dinas Keamanan Ukraina. 
 

Halaman Selanjutnya

Dalam penjelasannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mencatat ada 6.129 kasus penggunaan senjata kimia. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |