Jakarta, VIVA - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi bakal ada lonjakan produksi padi di periode Januari-April 2025. Dari data BPS, produksi di periode tersebut diperkirakan mencapai 13,95 juta ton.
Menurut BPS, Jumlah itu meningkat 25,99% atau naik 2,88 ton dari tahun lalu di bulan yang sama.
Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian menaggapi laporan BPS. Menurut dia, peningkatan produksi padi dapat terjadi karena faktor cuaca yang mendukung.
Dia bilang La Nina dapat jadi salah satu faktor pendukung karena membawa peningkatan curah hujan.
“Curah hujan yang cukup membantu ketersediaan air untuk irigasi. Namun jika curah hujan ini tidak terkendali bisa memicu banjir sehingga gagal panen,” kata Eliza, Senin, 3 Maret 2025.
Mentan Amran dampingi Presiden Prabowo Subianto ke Pertanian Merauke
Eliza membandingkan kondisi 2024 yang masih terdampak El Nino 2023. Dia menekankan ada perbedaan dengan kondisi 2025.
"Di tahun 2025 akan lebih tinggi dibandingkan 2024 kemarin karena cuacanaya relatif menunjang,” ujar Eliza.
Selain itu, dia menekankan faktor penggunaan varietas padi yang diberikan pemerintah juga membantu peningkatan produksi padi. Ia mengatakan demikian karena para petani kini tak hanya mengandalkan varietas seperti Ciherang.
Dia menyebut untuk varietas inpari 32 banyak digunakan petani karena produksinya yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit.
"Bantuan benih pemerintah inpari 32. Ini adalah langkah awal yang baik untuk mulai memperbaiki tata kelola produksi pangan kita dimulai dari hulunya,” ujar Eliza.
Eliza menilai kabar dari BPS ini bisa memberikan dampak positif bagi para petani. Sebab, kepastian pasar bisa membuat petani semakin semangat menanam. Apalagi, pemerintah berencana akan menyerap gabah dari petani.
“Petani jika diberikan kepastian pasar, mereka akan semangat menanam. Kemungkinan wacana pemerintah yang akan menyerap gabah petani ini disambut positif oleh para petani,” jelas Eliza.
Pun, ia berharap penggiling dan pemerintah dapat menyerap gabah petani sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto. Dengan demikian, diharapkan tak ada kekecewaan yang muncul dari para petani ketika panen raya tiba.
“Tinggal nanti ketika panen raya berlangsung pemerintah dapat menunaikan janjinya untuk betul-betul menyerap gabah sehingga tidak mengecewakan petani yang sudah bekerja keras untuk menyediakan pangan kita di dalam negeri,” kata Eliza.
Halaman Selanjutnya
"Di tahun 2025 akan lebih tinggi dibandingkan 2024 kemarin karena cuacanaya relatif menunjang,” ujar Eliza.