Dampak Perubahan Iklim Disebut Bisa Sebabkan Kiamat Dini, Masih Ada Harapan untuk Selamatkan Bumi?

5 hours ago 1

Jakarta, VIVA – Bumi semakin hari semakin mengalami berbagai permasalahan lingkungan yang serius, mulai dari pemanasan global, pencemaran, deforestasi, hingga punahnya keanekaragaman hayati. 

Menurut studi global terbaru yang dipublikasikan di Nature Climate Change, para peneliti mengatakan saat ini bumi sudah melewati ambang batas pemanasan global 1,5°C, yang puncaknya terjadi pada tahun 2024. Salah satu penyebabnya adalah karena pembakaran energi dengan bahan bakar fosil secara terus-menerus dan emisi gas rumah kaca. Scroll untuk info lengkapnya!

Kemudian, menurut penelitian yang dilakukan oleh 15 ribu ilmuwan dari 161 negara yang dituangkan dalam jurnal BioScience, memprediksi bencana global yang dahsyat akan terjadi pada akhir abad ini. Menurut mereka, perubahan iklim semakin ekstrem dan mengancam kelangsungan hidup makhluk yang ada di Bumi.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan analisis terbaru BMKG per 1 Februari 2025, terdeteksi adanya gangguan atmosfer di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S. 

Ilustrasi perubahan iklim.

Photo :

  • the United Nations

Kehadiran kedua bibit siklon ini memengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi ini meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang, serta gelombang tinggi di laut.

Dampak dari perubahan iklim ekstrem ini, bisa menyebabkan kiamat dini bagi kehidupan di Bumi. Namun, masih ada harapan jika kita mau bergerak bersama untuk menyelamatkan Bumi. Berikut adalah beberapa langkah nyata yang lebih spesifik yang bisa kita lakukan.

Efisiensi penggunaan air
Krisis air bersih semakin menjadi ancaman global. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan menghemat air yang bisa dilakukan dengan menutup keran saat tidak digunakan, menggunakan shower untuk hemat air, mengumpulkan air hujan untuk menyiram tanaman, serta memperbaiki kebocoran pipa untuk menghindari pemborosan air.

Reboisasi dan penanaman pohon di kawasan perkotaan
Deforestasi yang terus terjadi menyebabkan berkurangnya kemampuan Bumi dalam menyerap karbondioksida. Selain menanam pohon di pekarangan rumah, kita bisa berpartisipasi dalam program penghijauan kota, seperti menanam pohon di taman kota dan membuat kebun vertikal di gedung-gedung bertingkat.

Menghemat energi dan beralih ke sumber energi terbarukan
Penggunaan listrik yang berlebihan berkontribusi terhadap emisi karbon. Mulailah dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, menggunakan lampu LED hemat energi, dan mempertimbangkan pemasangan panel surya untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis bahan bakar fosil. 

Hal ini sudah dilakukan oleh Vinilon Group. Sejak tahun 2022, Vinilon Group sudah menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk operasional di kedua pabriknya (Cileungsi dan Mojokerto). Kedua PLTS tersebut memiliki kapasitas total 1,4 Megawatt Peak (MWp) dan mampu menghasilkan kapasitas listrik hingga 1.650.384 kWh per tahun. Langkah ini mampu mereduksi sekitar 1.289 ton emisi karbon per tahun dari kegiatan produksi Vinilon, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Menggunakan produk yang ramah lingkungan
Plastik sekali pakai menjadi salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan, terutama di lautan. Kita bisa menggantinya dengan membawa tas belanja kain, menggunakan botol minum reusable, memilih produk yang dikemas dalam bahan biodegradable, serta menggunakan peralatan makan dan sedotan dari bahan reusable. 

Selain barang-barang yang sering kita gunakan sehari-hari, ternyata ada barang yang sangat penting namun sering terlewat untuk diperhatikan, yaitu pipa. Menggunakan pipa yang ramah lingkungan, tentunya menjadi salah satu upaya untuk menyelamatkan bumi. 

Pipa uPVC, HDPE, PPR dari Vinilon yang bisa didaur ulang  dan bebas timbal, aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, air minum, dan sistem sanitasi. Bahkan pipa HDPE juga telah dilakukan pengujian dan telah terbukti food grade.

Edukasi akan pentingnya peduli lingkungan
Kesadaran lingkungan perlu disebarkan kepada lebih banyak orang. Kita bisa membagikan informasi melalui media sosial, mengadakan kampanye lingkungan, atau mengajarkan anak-anak sejak dini tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Aksi kolektif ini akan mempercepat perubahan positif bagi lingkungan dan memiliki dampak yang lebih terasa.

Kehancuran lingkungan bukanlah takdir yang tidak bisa diubah. Dengan langkah-langkah nyata yang lebih spesifik ini, kita masih memiliki peluang untuk menyelamatkan Bumi dari "kiamat dini". Setiap tindakan yang kita lakukan, sekecil apa pun, memiliki dampak besar bagi masa depan planet ini. Mari bergerak bersama demi Bumi yang lebih sehat, hijau, dan lestari.

Halaman Selanjutnya

Efisiensi penggunaan airKrisis air bersih semakin menjadi ancaman global. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan menghemat air yang bisa dilakukan dengan menutup keran saat tidak digunakan, menggunakan shower untuk hemat air, mengumpulkan air hujan untuk menyiram tanaman, serta memperbaiki kebocoran pipa untuk menghindari pemborosan air.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |