Perempuan Berkebaya Indonesia Eropa Berkunjung ke UNESCO, Bahas Apa?

6 hours ago 2

Senin, 3 Maret 2025 - 21:39 WIB

Paris, VIVA –  Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Eropa pada 27 Februari lalu berkunjung ke UNESCO di Paris. Ini menandai langkah signifikan  upaya pelestarian dan pengakuan kebaya sebagai warisan budaya dunia. Dipimpin  Christiana Streiff dari PBI  rombongan yang terdiri dari anggota PBI Eropa dari Swiss, Perancis, Irlandia, Irlandia Utara, dan Skotlandia disambut Duta Besar Indonesia untuk UNESCO, Wakil delegasi tetap Republik Indonesia,  Satrya Wibawa.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai topik penting terkait kebaya, terutama mengenai proses pengesahan di UNESCO dan bagaimana strategi jangka panjang untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan pelestariannya. Ini sebagai komitmen diaspora Indonesia di Eropa dalam mendukung warisan budaya nasional agar tetap hidup dan relevan di era modern.

Satrya mengatakan partisipasi masyarakat Indonesia, termasuk diaspora di luar negeri, sangat krusial dalam mempertahankan budaya bangsa. Keberadaan komunitas seperti PBI Eropa membuktikan bahwa kebaya bukan hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga simbol identitas nasional yang harus terus diperjuangkan. UNESCO sebagai lembaga yang berperan dalam perlindungan dan pelestarian budaya, memiliki proses ketat dalam mengakui suatu warisan budaya. Untuk itu dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional, sangat diperlukan dalam mewujudkannya.

Selain membahas aspek administratif dan teknis terkait pengesahan kebaya di UNESCO, diskusi juga mencakup pentingnya membangun ekosistem keberlanjutan bagi kebaya. Di dalamnya termasuk pendidikan kepada generasi muda, promosi internasional, dan integrasi kebaya dalam kehidupan sehari-hari agar tidak hanya dikenang sebagai bagian dari sejarah, tapi tetap eksis dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun non-formal.

Kunjungan ini menjadi bukti bahwa budaya Indonesia memiliki tempat di dunia internasional. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas diaspora, dan organisasi budaya seperti PBI Eropa:  pelestarian kebaya dapat terus diperjuangkan dan memastikan bahwa warisan ini tetap lestari dan diakui secara global.

Hari pertama di Paris, Perempuan Berkebaya Indonesia Eropa berkesempatan mengunjungi Restoran Indonesia yang pertama di Paris yaitu Djakarta Bali, yang dibuka pada tahun 1978. Restoran tersebut didirikan  mantan Duta Besar Indonesia di Kuba, A.M Hanafi, yang kemudian diteruskan anaknya, Nina Hanafi. Keberadaan restoran Indonesia di kota-kota besar dunia seperti Paris menjadi salah satu bentuk soft diplomacy, di mana budaya Indonesia dapat lebih dikenal melalui makanan. 

Selain ke restoran Djakarta Bali, PBI Eropa juga mengunjungi Toko Teh Imah dan Restoran Makan-Makan, resto milik diaspora Indonesia di pusat kota Paris. Ini salah satu dari banyak langkah kecil yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan usaha kuliner dan komunitas diaspora Indonesia di Eropa. PBI Eropa mendukung penuh pengusaha diaspora Indonesia di luar negeri. 

Dengan semakin banyaknya restoran dan usaha kuliner Indonesia yang berkembang di luar negeri, peluang untuk memromosikan kekayaan budaya Indonesia semakin besar. PBI Eropa siap untuk mempromosikan dan menggaungkan seluruh usaha perekonomian diaspora Indonesia di luar negeri.

Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) bertemuan dengan Menbud Fadli Zon

Menteri Kebudayaan Dukung Gerakan PBI untuk Pelestarian Kebaya Ke Generasi Muda

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendukung berbagai kegiatan PBI yang akan melanjutkan hasil Keputusan UNESCO menjadikan kebaya sebagai warisan budaya dunia pada Desember 202

img_title

VIVA.co.id

13 Februari 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |