Johannesburg, VIVA – Bencana banjir dahsyat melanda Afrika Selatan dan menelan sedikitnya 49 korban jiwa di Provinsi Eastern Cape, salah satu wilayah termiskin di negara itu. Angka ini diperkirakan masih akan bertambah, seiring pencarian korban hilang yang terus dilakukan tim penyelamat.
Musibah terjadi sejak Selasa pagi, 10 Juni 2025, saat badai ekstrem melanda kawasan tenggara Afrika Selatan. Hujan lebat, angin kencang, dan bahkan salju mengguyur wilayah pedesaan yang tak siap menghadapi cuaca ekstrem.
“Setiap saat kami menemukan jenazah baru,” ujar Perdana Menteri Eastern Cape Oscar Mabuyane dalam keterangan resminya, Rabu, 11 Juni 2025 melansir AP.
Ia menyebut peristiwa ini sebagai salah satu bencana cuaca terburuk dalam sejarah wilayahnya. “Saya belum pernah melihat yang seperti ini,” tambahnya.
Bus Sekolah Hanyut, Enam Pelajar Tewas
Di antara korban tewas terdapat enam siswa sekolah menengah yang tenggelam setelah bus sekolah mereka terjebak banjir dan hanyut ke sungai di dekat Kota Mthatha – wilayah yang menjadi pusat bencana terparah.
Empat siswa lainnya masih dinyatakan hilang. Tim pencarian menemukan bus dalam kondisi kosong pada Rabu pagi. Sementara itu, tiga pelajar berhasil selamat setelah berpegangan pada pohon sambil berteriak minta tolong. Sopir dan satu penumpang dewasa di bus tersebut juga turut menjadi korban tewas.
Ribuan Terdampak, Rumah dan Fasilitas Umum Hancur
Data terbaru dari pemerintah Eastern Cape mencatat ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal. Rumah mereka hanyut atau rusak parah. Mereka kini mengungsi ke penampungan sementara.
Selain itu, sedikitnya 58 sekolah dan 20 rumah sakit mengalami kerusakan, sebagian besar berada di wilayah Mthatha dan sekitarnya. Listrik padam di sebagian besar Eastern Cape dan provinsi tetangga, KwaZulu-Natal.
Kondisi di lapangan menunjukkan pemandangan memilukan: rumah-rumah terendam, mobil terseret arus, serta puing-puing berserakan di jalanan.
Pemerintah Kerahkan Tim Nasional
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan duka cita kepada seluruh keluarga korban. Ia menyebut bencana ini sebagai “kehancuran” dan memerintahkan Pusat Penanggulangan Bencana Nasional untuk turun tangan.
“Pemerintah pusat bekerja sama erat dengan otoritas daerah untuk menanggulangi dampak badai ini,” kata Ramaphosa dalam pernyataan resmi dari kantornya.
Hujan salju juga dilaporkan turun di beberapa bagian Eastern Cape, KwaZulu-Natal, dan Free State, mempersulit upaya penyelamatan dan distribusi bantuan.
Wilayah Rentan, Risiko Bencana Tinggi
Afrika Selatan kerap dilanda badai dari Samudra Hindia dan Samudra Selatan. Pada 2022 lalu, lebih dari 400 orang meninggal akibat banjir di Durban dan sekitarnya.
Petugas mengevakuasi korban tewas akibat banjir di Afrika Selatan
Photo :
- AP Photo/Hoseya Jubase
Wilayah dengan permukiman informal dan fasilitas terbatas menjadi lokasi yang paling parah terdampak. Warga miskin menjadi kelompok paling rentan dalam setiap bencana.
Sementara itu, pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung. Pemerintah mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama di daerah rawan longsor dan banjir susulan.
Halaman Selanjutnya
Ribuan Terdampak, Rumah dan Fasilitas Umum Hancur