Bantu Ekonomi Capai 8 Persen, Penerapan AI dan Cybersecurity Harus Tumbuhkan Digital Trust

3 weeks ago 13

Rabu, 29 Oktober 2025 - 19:06 WIB

Jakarta, VIVA – ISACA Indonesia Chapter berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan OVO, menggelar konferensi tahunan Governance, Risk, Assurance, and Cybersecurity Summit & Indonesia Privacy and Security Summit alias GRACS IPSS 2025.

Mengusung tema “Trust by Design: Privacy, Security, and AI Governance for the Future”, konferensi ini menjadi wadah strategis bagi regulator, pelaku industri, akademisi, dan profesional, untuk memperkuat tata kelola keamanan siber dan membangun kepercayaan digital di era kecerdasan buatan.

Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas mengatakan, paradigma keamanan siber nasional harus bergeser, karena perlunya melihat cybersecurity sebagai sebuah investasi dan bukan sekadar biaya. 

"Keamanan siber tidak bisa dilakukan secara bottom up, tapi harus top down. Begitu manajemen gagal, kebawahnya juga gagal," kata Slamet Aji dalam keterangannya, Rabu, 29 Oktober 2025.

Transformasi digital, seperti Cloud Computing, Big Data dan Internet of Things (IoT) akan menuntut pengolahan data berskala besar, sehingga dibutuhkan fasilitas data center yang andal, scalable, dan dengan keamanan tinggi.

Photo :

  • Viva.co.id/Avra Augesty

Forum ini menampilkan 20 pembicara dari berbagai institusi seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Bank Indonesia, Grab, OVO, SGS, serta perwakilan akademisi dan praktisi keamanan siber nasional.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi berbasis aplikasi terbesar di Asia Tenggara, Grab menerapkan standar keamanan data yang ketat untuk melindungi informasi pengguna, mitra pengemudi, dan mitra merchant, sebagai prioritas utama dalam menjaga kepercayaan dan memastikan ekosistem digital yang aman bagi seluruh pihak yang terlibat.

Hal ini pun sejalan dengan komitmen ISACA Indonesia Chapter, untuk terus mendorong penerapan tata kelola, manajemen risiko, dan keamanan informasi yang kuat di ekosistem digital Indonesia.

Governance, Audit & Ethic Committee of ISACA Indonesia Chapter, Dr. Isnaeni Achdiat, menekankan pentingnya membangun kepercayaan digital, termasuk penggunaan AI yang bertanggung jawab.

Menurutnya, masyarakat harus memastikan bahwa AI tidak hanya membantu kita memanfaatkan berbagai peluang, tetapi juga tetap berada dalam koridor yang bertanggung jawab.

"Kami mendorong penerapan AI yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, sebuah pendekatan yang menuntut etika dan tanggung jawab dari para pengembang serta pemangku kepentingan. Dengan penerapan yang tepat dan beretika, AI berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen," ujarnya.

Ilustrasi Bank

AI Mulai Masuk Dunia Perbankan dan Keuangan, Ancaman PHK Massal di Depan Mata?

CEO Goldman Sachs David Solomon menegaskan, kecerdasan buatan (AI) bukan ancaman bagi pekerja perbankan, melainkan alat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

img_title

VIVA.co.id

29 Oktober 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |