Jakarta, VIVA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa bangunan sekolah yang berada di kawasan daerah rawan bencana paling banyak berada di Jawa Timur.
"Jumlah bangunan sekolah di daerah rawan bencana di Indonesia itu sangat banyak ya. Dan yang paling banyak itu ada di Jawa Timur," kata Abdul dikutip dari Youtube BNPB TV, Senin, 13 Oktober 2025.
Abdul menjelaskan bahwa daerah rawan bencana itu termasuk gempa, tanah longsor hingga banjir bandang. Maka itu, ia menilai perlunya dilakukan audit terhadap seluruh bangunan ponpes di Indonesia.
"Dan tentu saja ini harusnya diaudit kelayakan bangunannya seperti Pak Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pasca peristiwa ponpes Al Khoziny ini beliau mau ada audit seluruh bangunan ponpes," ujar dia.
Berdasarkan data BNPB, sebanyak 1890 bangunan pendidikan berada di kawasan beresiko tinggi bencana di Jawa Timur. Disusul 1833 bangunan pendidikan di Jawa Tengah dan 1529 bangunan pendidikan di Jawa Barat.
"Ini menjadi perhatian kita, jangankan membuat bangunan itu tahan bencana tahan gempa bahwa tanpa ada bencana pun, satu bangunan fasilitas pendidikan bisa ambruk," katanya.
Alat berat disiagakan bantu evakuasi korban reruntuhan di ponpes Al Khoziny
Ia menilai harus ada ahli dalam pembangunan fasilitas pendidikan. Abdul pun menyoroti ketika adanya santri yang turut membantu dalam pembangunan ponpes.
"Sebenernya kan yang menjadi permasalahan itu bukan faktor teknis, tapi faktor sosial. Ada santri yang juga ikut membangun. Merupakan bagian budaya gotong royong. Tapi mungkin bukan budaya gotong royong pada proporsi yang tepat," kata Abdul.
"Artinya mungkin tidak ada ahli yang mengerti bagaimana membangun struktur gedung yang memang harus tahan jika dipakai oleh banyak orang," pungkasnya.
Usai Sekolah Dibakar, Kontak Tembak KKB dan TNI-Polri Pecah di Kiwirok Papua
Usai sekolah di Kiwirok Papua dibakar oleh KKB, terjadi kontak dengan TNI-Polri. KKB berhasil dipukul mundur dalam kejadian ini.
VIVA.co.id
13 Oktober 2025