Jakarta, VIVA – Langkah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) alias Bank Mandiri melakukan pembelian kembali saham atau buyback, dinilai lebih ditujukan untuk menjaga stabilitas pasar modal alih-alih disebabkan karena faktor fundamental perusahaan.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, Bank Mandiri adalah perusahaan BUMN yang ikonik dengan kapitalisasi pasar besar. Karena itu, pergerakan saham Bank Mandiri memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi stabilitas keuangan di dalam negeri.
"Di situlah kebutuhan untuk melakukan buyback, semata-mata bukan karena faktor fundamental, tetapi lebih ke arah stabilisasi pasar di saat harganya sedang jatuh," kata Bhima dalam keterangannya, Rabu, 12 November 2025.
Direktur Center of Economics and Law Studies/Celios, Bhima Yudhistira Adinegara.
Photo :
- VIVA/Lazuardhi Utama
Dia menambahkan, aksi korporasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kembali kepercayaan investor dan lembaga keuangan, baik domestik maupun internasional, yang ingin menjalin kerja sama atau menempatkan dana mereka di bank pelat merah itu.
“Langkah tersebut juga diyakini bisa menumbuhkan keyakinan bagi bank-bank internasional yang berencana melakukan pendanaan bersama Bank Mandiri. Jadi, confidence karena harga sahamnya akan naik,” ujarnya.
Bhima menegaskan, tujuan utama langkah buyback tersebut adalah demi menjaga kepercayaan pasar. “Saya tidak melihat ada faktor lain selain stabilisasi pasar, yang sebenarnya bisa saja dilakukan oleh Danantara tanpa buyback dari internal Bank Mandiri,” kata Bhima.
Ilustrasi IHSG akan Reli pada perdagangan hari ini.
Meski demikian, Bhima berpendapat bahwa nilai anggaran buyback yang disiapkan sebesar Rp 1,17 triliun, masih belum cukup signifikan. Dia bahkan membandingkan dengan data penjualan bersih investor asing di saham Bank Mandiri, yang mencapai Rp 21,85 triliun sepanjang satu tahun terakhir.
Menurut Bhima, aksi buyback senilai Rp 1,17 triliun tersebut lebih bersifat psikologis bagi pasar, untuk menjaga kepercayaan investor agar tetap menjadikan Bank Mandiri (BMRI) sebagai pilihan utama investasi.
“Dengan kondisi tersebut, nilai buyback yang ideal seharusnya berada di kisaran Rp5 triliun hingga Rp10 triliun agar dampaknya terhadap stabilitas pasar lebih terasa,” ujarnya.
Harga Emas Hari Ini 11 November 2025: Produk Antam Melonjak, Global Makin Kinclong
Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dibanderol seharga Rp 2.360.000 per gram pada perdagangan hari ini.
VIVA.co.id
11 November 2025

3 weeks ago
7









