Jakarta, VIVA – Kehilangan pekerjaan secara mendadak akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) tentu menjadi pukulan berat, apalagi dari sisi keuangan. Tanpa penghasilan tetap, pengeluaran bulanan yang sebelumnya terasa biasa bisa tiba-tiba menjadi beban. Namun, tenang—dengan strategi keuangan yang tepat, kamu tetap bisa bertahan, bahkan bangkit dengan lebih kuat.
Dalam artikel ini, kami akan membagikan tips praktis dan realistis tentang cara mengatur keuangan setelah PHK agar kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok dan merencanakan langkah ke depan dengan lebih tenang.
1. Evaluasi dan Susun Ulang Anggaran Bulanan
Langkah pertama yang wajib dilakukan setelah terkena PHK adalah mengkaji ulang anggaran bulanan. Lihat kembali semua pengeluaran: mana yang penting, dan mana yang bisa ditunda.
Buat daftar kebutuhan primer seperti:
- Makanan
- Tempat tinggal
- Listrik, air, dan pulsa/internet
- Transportasi (jika diperlukan untuk mencari kerja)
Ilustrasi mengelola keuangan.
Gunakan aplikasi keuangan pribadi seperti Money Lover, Spendee, atau Excel sederhana untuk mencatat arus kas masuk dan keluar.
Tips: Gunakan sistem zero-based budgeting, yaitu setiap rupiah dalam tabunganmu harus punya “tugas”—apakah untuk makan, bayar kontrakan, atau dana darurat.
2. Pangkas Pengeluaran yang Tidak Penting
PHK adalah waktu yang menuntut efisiensi. Saatnya menahan diri dari pengeluaran impulsif.
Beberapa contoh yang bisa kamu pangkas:
- Langganan streaming (Netflix, Spotify, dll)
- Jajan kopi atau makan di luar
- Keanggotaan gym atau komunitas berbayar
- Belanja online yang tidak esensial
Tips: Terapkan prinsip 30 hari menahan diri — jika ada barang yang ingin kamu beli, tunda dulu selama 30 hari. Kalau setelah itu masih butuh dan dananya tersedia, baru beli.
3. Prioritaskan Dana Darurat dan Kebutuhan Pokok
Jika kamu memiliki tabungan atau dana darurat, alokasikan secara bijak. Fokuskan dana yang tersisa untuk:
- Makan dan nutrisi
- Biaya tempat tinggal
- Pengeluaran wajib bulanan seperti listrik dan air
Jangan gunakan tabungan untuk hal yang tidak mendesak. Kamu sedang dalam masa survival, bukan lifestyle.
Tips: Coba ajukan keringanan pembayaran tagihan (misalnya BPJS Kesehatan atau cicilan kredit) bila memungkinkan.
4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan Sementara
PHK bukan berarti kamu harus menganggur total. Banyak peluang pekerjaan sementara atau freelance yang bisa menambah pemasukan sambil mencari kerja tetap.
Beberapa ide yang bisa dicoba:
- Freelance di bidang keahlianmu (desain, menulis, editing, coding)
- Jadi ojek online atau kurir paruh waktu
- Jual makanan ringan homemade
- Buka jasa kecil seperti laundry kiloan, les privat, atau edit CV orang lain
- Gabung program Prakerja untuk dapat pelatihan dan insentif
Tips: Aktifkan akun di situs freelance seperti Sribulancer, Fiverr, atau Upwork.
5. Jual Barang yang Tidak Terpakai
Jika tabungan mulai menipis, pertimbangkan untuk menjual barang-barang yang sudah tidak kamu gunakan, tapi masih layak pakai.
Barang yang bisa kamu jual antara lain:
- Gadget lama (HP, laptop, tablet)
- Pakaian branded bekas (thrift)
- Perabot rumah tangga kecil (rice cooker, blender)
- Buku-buku koleksi atau mainan anak
Tips: Manfaatkan platform online seperti Tokopedia, Facebook Marketplace, OLX, Carousell, atau grup WA komunitas sekitar rumah.
Menjual barang bukan berarti kamu menyerah—ini adalah strategi bertahan hidup agar kamu tetap memiliki cadangan uang.
Bertahan, Lalu Bangkit
PHK memang sulit, tapi kamu bisa melewatinya dengan kepala tegak. Dengan mengatur ulang keuangan, memangkas pengeluaran, mencari penghasilan alternatif, dan menjual barang tak terpakai, kamu telah mengambil langkah nyata untuk menjaga stabilitas finansial.
Ingatlah: kondisi ini hanya sementara. Gunakan waktu ini untuk refleksi, belajar hal baru, dan mempersiapkan diri untuk peluang berikutnya. Hidup bukan soal siapa yang tidak pernah jatuh, tapi siapa yang terus bangkit setelah jatuh.
Halaman Selanjutnya
Gunakan aplikasi keuangan pribadi seperti Money Lover, Spendee, atau Excel sederhana untuk mencatat arus kas masuk dan keluar.