Jakarta, VIVA – Salah satu bank besar asal Amerika Serikat (AS), Citigroup, mengumumkan rencana pemangkasan sekitar 3.500 tenaga kerja di China. Pemutusan hubungan kerja (PHK) diambil karena perusahaan bertujuan merampingkan biaya operasional global guna meningkatkan manajemen risiko dan data.
PHK akan menargetkan staff teknologi (IT) di China Citi Solution Center di Shanghai dan Dalian. Pada pengumuman pada Kamis, 5 Juni 2025, perusahaan menyampaikan proses pemangkasan tenaga kerja diharapkan selesai pada awal kuartal IV-2025.
Dikutip Times of India, Selasa, 10 Juni 2025, sebagian besar tenaga kerja yang terdampak merupakan karyawan tetap (full time). Pada bulan April 2025, perusahaan bank raksasa ini juga telah memangkas sekitar 200 posisi kontraktor teknologi informasi di China.
Manajemen Citi menyampaikan, beberapa posisi yang berkantor di China akan dipindahkan ke kantor pusat di tempat lain. Namun, perusahaan tidak disebutkan secara spesifik jumlah pekerja dan lokasi pemindahannya.
Ilustrasi PHK
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
PHK massal merupakan buntut 'pedoman' rencana internal yang ingin bertransformasi mengurangi ketergantungan terhadap kontraktor teknologi informasi dan pekerja IT. Langkah ini menyusul sanksi regulasi atas tata kelola data dan kontrol yang tidak memadai.
Citigroup telah mengurangi ratusan karyawan tidak hanya di AS saja tetapi juga di Indonesia, Filipina, hingga Polandia. Manajemen perusahaan menegaskan pengurangan tenaga kerja merupakan rencana restrukturisasi global.
Unit layanan dan teknologi di Tiongkok menyediakan layanan teknologi keuangan dan operasi untuk bisnis Citi secara global. Citi juga memiliki bisnis perbankan di negara tersebut yang sedang dalam proses mendirikan unit sekuritas.
"Citi terus berupaya membangun perusahaan sekuritas dan berjangka yang sepenuhnya dimiliki di Tiongkok," ujar Kepala Perbankan Jepang, Asia Utara, dan Australia, Marc Luet, dalam sebuah keterangan resmi.
Bank tersebut berkomitmen kepada klien korporat dan institusionalnya di Tiongkok dan mendukung kebutuhan perbankan untuk masyarakat. Luet mengungkap, Citi juga menjalankan bisnis klien internasional di pasar Tiongkok.
Saat ini, jumlah karyawan Citi tersisa sekitar 2.000 staf di Tiongkok setelah PHK di sektor teknologi, termasuk beberapa ratus di unit teknologi. Kabar ini diperoleh dari narasumber yang menolak disebutkan identitasnya karena karena informasi tersebut tidak terbuka untuk umum.
Halaman Selanjutnya
Unit layanan dan teknologi di Tiongkok menyediakan layanan teknologi keuangan dan operasi untuk bisnis Citi secara global. Citi juga memiliki bisnis perbankan di negara tersebut yang sedang dalam proses mendirikan unit sekuritas.