Jakarta, VIVA – Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) RI telah menerima kedatangan dari para pemain sirkus yang tergabung dalam Oriental Circus Indonesia (OCI). Mereka datang ke Kementerian HAM pada Selasa 15 April 2025 kemarin.
Para pemain sirkus itu mengaku di hadapan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto Sipin diduga mengalami kekerasan fisik sejak 1970-an silam.
"Jadi kami menegaskan permintaan maaf kepada mereka, karena kami harus meminta mereka menyampaikan testimoni, testimoni tentang hal-hal yang bersifat traumatik yang menyaktikan, yang pahit itu kan tidak mudah," ujar Mugiyanto kepada wartawan, dikutip Rabu 16 April 2025.
Dia menjelaskan mau mendengarkan cerita para mantan pemain sirkus karena demi menindaklanjuti dugaan adanya pelanggaran HAM.
"Jadi kami dengarkan dari mereka, ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana. Banyak kekerasannya," kata dia.
"Ada aspek-aspek yang penting juga, yang orang tidak pikirkan, itu soal identitas mereka. Padahal, identitas seseorang adalah hal dasar. Mereka tidak tahu asal usul, tidak tahu orang tuanya beberapa dari mereka," sambungnya.
Mantan Aktivis HAM itu, mengatakan tidak segan untuk segera memanggil pihak Taman Safari Indonesia terkait adanya dugaan pelanggaran HAM ini. Pasalnya, OCI mengaku bekerja di bawah naungan Taman Safari Indonesia.
"Kita akan mengundang pihak Taman Safari Indonesia, terkait laporan para korban ini, dan juga terkait rekomendasi yang dikeluarkan komnas HAM. Jadi kami berharap, semua pihak comply, patuh terhadap hak aspek-aspek hak asasi manusia," kata dia.
Mugiyanto berharap dugaan kasus ini bisa segera dituntaskan dan hak-hak para korban bisa dipulihkan.
Sementara itu, salah satu perwakilan mantan pemain sirkus, Ida Yan mengaku dirinya dibawa menjadi pemain sirkus di Taman Safari pada tahun 1976, sejak dirinya berusia 5 tahun.
"Selamat latihan itu suka dapat perlakuan kasar, jadi semena-mena mereka aja. Seperti dipukulin kalau ada salah apa sedikit itu dipukul," kata Ida.
Kemudian, setelah remaja, Ida dikirim ke Kota Lampung untuk tampil sirkus. Dia merupakan pemain akrobatik udara (trapeze).
Usut punya usut, Ida mengalami kecelakaan saat tampil. Dia terjatuh dari ketinggian 15 meter.
Nahasnya, dirinya tidak mendapatkan respons cepat dari pihak OCI. Ida hanya mendapatkan perawatan ala kadarnya seperti dipijat.
Kondisinya pun semakin parah. Sehingga dirinya harus dilarikan ke Rumah Sakit. Sampai di rumah sakit, Ida pun akhirnya mengetahui jika dirinya mengalami patah tulang belakang yang mengalaminya kelumpuhan dan harus hidup dengan menggunakan kursi roda hingga saat ini.
"Selama saya main itu nggak ada gaji dari kecil sampai saya kecelakaan jatuh, (terus) keluar, nggak ada gaji. Jadi itu mungkin yang ingin saya minta mereka memperhatikan hak-hak kami," tandas Ida.
Halaman Selanjutnya
Mantan Aktivis HAM itu, mengatakan tidak segan untuk segera memanggil pihak Taman Safari Indonesia terkait adanya dugaan pelanggaran HAM ini. Pasalnya, OCI mengaku bekerja di bawah naungan Taman Safari Indonesia.