Efek Perang Tarif Dagang Trump, BI Sebut Ekspor RI Bisa Melambat

3 hours ago 1

Jumat, 7 Februari 2025 - 17:27 WIB

Aceh, VIVA – Bank Indonesia (BI) menyebut, ekspor Indonesia berpotensi melambat imbas adanya situasi perang tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya mengatakan, kebijakan proteksionisme yang dijalankan oleh Trump dalam hubungan perdagangan dengan China akan memberikan risiko bagi Indonesia. Sebab China merupakan salah satu negara mitra dagang utama dari Indonesia.

"Risikonya bisa dari ekspor kita yang melambat karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat," ujar Juli dalam acara Pelatihan Wartawan BI di Aceh, Jumat, 7 Februari 2025.

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :

  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Adapun saat ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengenakan tarif dagang 10 persen terhadap China. Kebijakan ini pun sudah dibalas oleh Pemerintah China dengan menetapkan tarif impor bagi komoditas-komoditas asal AS.

Menurut Juli, dampak kebijakan tarif oleh Trump ini juga akan membuat Indonesia dibanjiri oleh produk-produk asal China. Sebab, dengan tidak bisanya produk China di ekspor ke AS maka barang tersebut akan membanjiri pasar Indonesia.

"Karena produk Tiongkok itu tidak bisa dijual lagi ke AS, sehingga bisa juga jadi membanjiri masuk ke Indonesia," katanya.

Namun demikian, Juli mengatakan, Indonesia masih memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dari kebijakan tarif impor AS. Hal ini dengan meningkatkan volume ekspor untuk mengisi pasar yang ditinggalkan China.

"Opportunity-nya bisa kita ambil dari peluang ekspor yang bisa kita ambil dari bangsa ekspor yang ditinggalkan Tiongkok," jelasnya.

Sedangkan dari sisi investasi, Indonesia juga berpotensi mendapatkan limpahan investasi dari China maupun negara lainnya yang terdampak kebijakan tarif impor Trump. Menurutnya, hal itu pernah terjadi saat Donald Trump menjabat presiden AS untuk pertama kalinya.

"Kalau teman-teman mungkin kita flashback pada waktu 2017-2018 waktu penerapan tarif. Pada waktu Trump 1.0. Itu kan perintahnya adalah banyak perusahaan yang merelokasi operasinya dari Tiongkok ke Vietnam," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Namun demikian, Juli mengatakan, Indonesia masih memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dari kebijakan tarif impor AS. Hal ini dengan meningkatkan volume ekspor untuk mengisi pasar yang ditinggalkan China.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |