Seoul, VIVA – Pada hari Senin 14 April 2025, mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menjalani sidang perdana terkait tuduhan pemberontakan yang didakwakan kepadanya. Tuduhan tersebut berkaitan dengan keputusannya memberlakukan keadaan darurat militer pada bulan Desember tahun lalu.
Yoon tiba di Pengadilan Negeri Pusat Seoul dengan menggunakan kendaraan keamanan berwarna hitam, yang memasuki gedung lewat area parkir bawah tanah untuk menghindari sorotan publik.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol
Photo :
- AP Photo/Manu Fernandez)
Sidang itu digelar sebelum pukul 10 pagi waktu setempat (08.00 WIB). Yoon duduki di kursi terdakwa dengan memakai setelan biru.
Selama sidang berlangsung, pers tidak akan diizinkan meliput berdasarkan perintah pengadilan.
Yoon, yang juga mantan jaksa agung, menghadapi dakwaan memimpin pemberontakan dengan menerapkan darurat militer pada 3 Desember. Dia juga mengerahkan pasukan ke Majelis Nasional, yang diduga merupakan upaya mencegah parlemen menentang tindakannya itu.
Beberapa hari kemudian, dia dimakzulkan oleh Majelis Nasional dan dicopot dari jabatannya pada 4 April setelah Mahkamah Konstitusi dengan suara bulat memperkuat pemakzulannya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa, 29 Oktober 2024, menyatakan bahwa penempatan tentara Korea Utara di Rusia merupakan ancaman keamanan bagi Korea Selatan dan komunitas global, menurut laporan media lokal.
Selama sidang pada Senin, Pengadilan Negeri Pusat Seoul akan melakukan pemeriksaan identitas terhadap Yoon sebelum jaksa dan tim hukum Yoon menyampaikan dakwaan dan argumen mereka masing-masing. Dua perwira militer juga akan diperiksa sebagai saksi.
Sejak digulingkan, Yoon telah dipindahkan dari kediaman resmi presiden di Hannam-dong, Seoul, ke rumah pribadinya yang hanya 10 menit berjalan kaki dari gedung pengadilan itu. (ANT)
Halaman Selanjutnya
Source : ANTARA/Anadolu