Getir Tim Gimnastik Indonesia, Bertanding di Tengah Duka Kepergian Naufal Takdir Al Bari

4 weeks ago 18

Sabtu, 27 September 2025 - 22:53 WIB

VIVA – Sorot lampu kompetisi FIG World Challenge Cup 2025 di Szombathely, Hungaria, tak mampu menutupi duka mendalam yang menyelimuti Tim Gimnastik Artistik Putra (MAG) Indonesia.

Mereka baru saja kehilangan rekan setim sekaligus sahabat, Naufal Takdir Al Bari, yang mengembuskan napas terakhirnya di Penza, Rusia.

Meski hati terasa berat, skuad Indonesia memilih tetap melangkah. Duka itu mereka jadikan sumber kekuatan.

Abiyu Raffi, M. Aprizal, Agung Suci Tanto, Satria Tri Wira Yudha, dan pelatih M. Tri Saputra terus menjalani program pelatnas dengan disiplin.

Try out di Hungaria ini menjadi bagian penting dari persiapan menuju 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships Jakarta, SEA Games 2025 Thailand, hingga mimpi besar tampil di Olimpiade Los Angeles 2028.

“Banyak kesusahan kami di Hungaria sejak hari pertama. Denger kabar kondisi Naufal yang turun, tiba-tiba langsung podium training, besoknya tanding, dan kemudian mendengar kabar Naufal sudah tidak ada. Sementara kami dituntut untuk tetap fokus pertandingan di Hungaria. Rasanya pikiran kami kacau banget saat itu. Hanya semangat yang membuat kami tetap kuat. Kami mau membuktikan semua ini untuk Naufal,” kata Satria.

Bagi Satria, Naufal bukan hanya rekan latihan, melainkan sahabat seperjuangan. “Pertandingan ini ku persembahkan buat sahabat terbaikku, Naufal Takdir Al Bari. Susah senang sudah kita lewati bersama selama pelatnas — dari jatuh, bangkit lagi, sampai ketawa bareng di tengah capeknya latihan,” tulis Satria.

“Lu teman gila gua, Pal haha. Berat banget ngelewatin semua ini tanpa lu. Maaf ya, Pal, kali ini gua belum bisa kasih penampilan terbaik. Setiap detik di arena, gua selalu inget lu. Gua kangen banget, Pal. Every step forward, you’ll become my spirit. Rest in peace, my brother, you are a real hero,” tulis Satria di akun pribadinya.

Naufal mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan pada latihan apparatus high bar di The Palace of Sport Training Center Burtasy. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit G.A. Zakharyin dan dirawat intensif di ICU, sebelum akhirnya berpulang.

“Naufal itu anak baik, pekerja keras banget. Waktu Naufal cedera terus dibawa ke rumah sakit, itu baru dua minggu kita di Rusia, jadi masih ada dua minggu terakhir kami gak sama Naufal karena ia di rumah sakit. Rasanya tim gak lengkap, ada yang kurang. Tapi waktu itu kita terus berdoa buat Naufal supaya cepat pulih.”

Namun, harapan itu sirna. Tim bahkan tak bisa menjenguk langsung. “Agak kesel karena rumah sakit tidak membolehkan kami menjenguk. Hanya Coach Ferrous (Ferrous One Willyodac - pelatih Naufal) didampingi Mba Indri, interpreter Rusia, yang sempat jenguk, itu pun maksa (agar diizinkan menjenguk Naufal),” ujar Satria.

Meski dihantui rasa kehilangan, para atlet muda Indonesia bertekad melanjutkan perjuangan mereka. Keikutsertaan di Hungaria bukan hanya soal kewajiban, tapi juga perjalanan panjang mewujudkan cita-cita yang dirajut bersama almarhum Naufal.

“ Kami akan tetap melanjutkan perjuangan yang kita bangun bersama untuk Naufal. Kami tetap ingin mewujudkan cita-cita ini, untuk Naufal, untuk Indonesia,” tegas Satria.

Halaman Selanjutnya

“Lu teman gila gua, Pal haha. Berat banget ngelewatin semua ini tanpa lu. Maaf ya, Pal, kali ini gua belum bisa kasih penampilan terbaik. Setiap detik di arena, gua selalu inget lu. Gua kangen banget, Pal. Every step forward, you’ll become my spirit. Rest in peace, my brother, you are a real hero,” tulis Satria di akun pribadinya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |