Jakarta, VIVA –Impian memiliki rumah pribadi, kini terasa semakin sulit dijangkau bagi generasi muda. Kombinasi harga rumah yang meningkat, suku bunga tinggi, dan kekurangan pasokan properti, membuat banyak calon pembeli kesulitan menemukan rumah yang sesuai kemampuan mereka.
Survei terbaru dari Bankrate menunjukkan, satu dari enam calon pembeli rumah di Amerika Serikat (AS) meninggalkan impian kepemilikan rumah dalam enam tahun terakhir, karena tidak mampu membeli rumah yang mereka inginkan. Demikian seperti dikutip dari Axios, Jumat, 3 Oktober 2025.
Fenomena ini mencerminkan tren jangka panjang di mana generasi muda merasa tersisih dari peluang keuangan dibanding generasi sebelumnya. Sebanyak 54% Gen Z yang disurvei mengakui bahwa generasi yang lebih tua memiliki prospek lebih baik dalam membeli rumah.
Sementara kepemilikan rumah tetap menjadi tujuan utama bagi banyak orang Amerika, di mana realitasnya menunjukkan kesenjangan yang semakin lebar antara kemampuan finansial dan harga properti yang terus naik.
Ilustrasi konsep rumah bergaya klasik
Hanya 7% dari calon pemilik rumah yang aktif menghadiri open house atau mencari rumah di daerah mereka. Dari semua generasi, Gen Z paling aktif berburu rumah dengan sekitar 9% yang masih mencari, sedangkan millennials dan Gen X masing-masing 7%, dan hanya 5% baby boomer yang masih mencoba membeli rumah.
Namun, millennials adalah generasi yang paling mungkin menyerah pada impian kepemilikan rumah, dengan 22% mengaku telah berhenti mencari, sementara hanya 12% Gen Z yang menghentikan pencarian mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa tekanan finansial lebih berat dirasakan oleh generasi yang lebih tua di pasar rumah, terutama karena mereka mengejar rumah dengan harga yang kini jauh melampaui pendapatan rata-rata mereka.
Dalam hal biaya, pembeli rumah saat ini harus menghasilkan lebih dari US$50.000 atau setara Rp830 juta lebih per tahun untuk mampu membayar rumah mereka. Sebuah rumah dengan harga menengah membutuhkan pendapatan tahunan sekitar US$116.600 atau Rp1,94 miliar.
Sementara itu, apartemen seharga menengah memerlukan US$64.200 atau Rp1,06 miliar per tahun. Di lain siis, rata-rata rumah tangga Amerika saat ini berpenghasilan sekitar US$86.400 atau Rp1,43 miliar, sehingga kepemilikan rumah tetap sulit dicapai.
Halaman Selanjutnya
Survei ini menegaskan bahwa kepemilikan rumah bukan satu-satunya komponen American Dream yang mulai terasa tidak terjangkau bagi generasi muda.

3 weeks ago
10









