Jakarta, VIVA – Mantan Kepala Kantor Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi kembali menjadi sorotan publik setelah komentarnya terhadap Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memicu reaksi keras dari warganet.
Melalui unggahan di Instagram, Hasan memperlihatkan DM Instagram pribadinya yang dipenuhi kritik dan sindiran dari warganet yang memintanya berhenti mengomentari kinerja Purbaya.
Sebelumnya, Hasan menyoroti gaya komunikasi Menkeu Purbaya yang kerap menyindir pejabat lain di ruang publik. Menurutnya, hal itu berpotensi mengganggu soliditas di internal pemerintahan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa
Photo :
- ANTARA/Bayu Saputra
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-terus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” kata Hasan dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Minggu, 26 Oktober 2025.
Ia menambahkan, “Kalau mau saling koreksi, debat, atau tunjuk-menunjuk, lakukanlah di ruang tertutup. Tapi kalau di ruang terbuka, kita nanti akan meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah.”
Namun kritik itu justru membuat Hasan banjir serangan dari warganet. Banyak yang membela Purbaya dan menilai sikap Hasan berlebihan.
“Mas dikritik maunya tertutup, tapi pas ada prestasi lu umbar ke media,” tulis seorang pengguna Instagram.
Komentar lain berbunyi, “Rakyat sukanya buka-bukaan. Lebih terbuka, lebih menghargai rakyat, dan rakyat lebih menghargai pejabat.”
Tak berhenti di situ, beberapa warganet bahkan menuliskan komentar bernada keras. “Bos, ini kan Pak Purbaya lagi kerja benar buat rakyat, jadi tolong jangan recokin beliau ya,” tulis salah satu akun.
Ada pula yang menulis, “Lebih keren kerjanya Pak Purbaya ketimbang Anda. Kerja aja yang benar, gausah urusin Menkeu Purbaya.”
Menanggapi banjir kritik tersebut, Hasan menulis serangkaian kalimat sindiran di caption unggahannya. Ia menegaskan bahwa seorang pejabat publik harus berpijak pada kebenaran objektif, bukan pada tepuk tangan publik.
“Celaka besar kalau berpijak pada kebenaran versi tepuk tangan. Apalagi tepuk tangan dari orang-orang yang ingin melihat pemerintahan lemah dan penuh keributan,” tulis Hasan.
Ia melanjutkan, “Mabok alkohol masih mungkin untuk dicarikan penawarnya sehingga bisa segera sadar. Tapi mabok tepuk tangan itu sulit dicarikan obatnya. Makin lama makin tak terobati.”
Halaman Selanjutnya
Hasan juga mengingatkan bahwa pertikaian di ruang publik dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. “Dalam jangka waktu yang panjang, publik akan merasa, ‘Ah, ini pemerintah gampang dipecah belah nih. Pemerintah gampang diadu domba, gampang digergaji’,” katanya.

3 weeks ago
12









