Jakarta, VIVA – Sebuah asteroid seukuran 'One World Trade Center' di New York, Amerika Serikat (AS) memiliki peluang untuk menabrak Bumi pada 2182. Namun, apa arti dampak ini bagi kehidupan di Bumi?
Temuan tersebut dimodelkan terhadap Bennu, asteroid dekat Bumi, yang oleh NASA dianggap sebagai batuan luar angkasa yang paling berisiko bagi Bumi.
Asteroid ini berdiameter 0,31 mil (0,5 kilometer) dan beratnya diperkirakan 74 juta ton (67 juta metrik ton).
"Dampak langsung jika Asteroid Bennu menabrak Bumi akan menyebabkan kerusakan dahsyat di sekitar lokasi jatuhnya batu luar angkasa itu. Kerusakannya akan berdampak jangka panjang yang lebih besar terhadap iklim sehingga dapat memengaruhi manusia di seluruh dunia," kata Axel Timmerman, direktur Institute of Basic Science Center for Climate Physics, Pusan National University, Korea Selatan, seperti dikutip dari situs Live Science, Jumat, 7 Februari 2025.
Sampel dari Asteroid Bennu mengandung 'kelima huruf' yang membentuk kode genetik kehidupan — DNA dan RNA — di samping mineral yang kaya akan karbon, sulfur, fosfor, fluor, dan natrium — bahan penyusun dasar kehidupan.
Ukuran Bennu jauh lebih kecil daripada asteroid raksasa selebar 6 mil (10 km) yang menciptakan Kawah Chixulub dan memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu.
Akan tetapi, efek Asteroid Bennu mampu mengurangi produksi pangan global dan menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia.
"Ledakan akan segera menimbulkan gelombang kejut yang kuat, radiasi termal, tsunami, dan gempa Bumi di sekitar lokasi," kata Timmerman.
Dengan menggunakan model superkomputer, ia bersama para peneliti menunjukkan bahwa awan debu sebesar itu dapat mendinginkan suhu global hingga 7,2 derajat Fahrenheit (4 derajat Celsius) dan mengurangi curah hujan global sekitar 15 persen.
Secara keseluruhan, model tersebut memperkirakan penurunan hingga 30 persen dalam fotosintesis tanaman global serta penurunan 15 persen dalam curah hujan global, yang mengancam ketahanan pangan global.
"Perubahan ekstrem cuaca ini dapat berlangsung selama lebih dari empat tahun setelah dampak awal. Gumpalan debu juga akan merusak lapisan ozon. Penipisan ozon yang parah terjadi di stratosfer akibat pemanasan stratosfer yang kuat yang disebabkan oleh penyerapan partikel debu oleh sinar Matahari," tegas Timmerman.
Kendati demikian, Asteroid Bennu hanya memiliki peluang 1 berbanding 2.700 untuk menghantam Bumi pada 2182.
Meski statusnya masih aman tapi para ilmuwan NASA masih mempelajari sebanyak mungkin tentang batuan luar angkasa tersebut, yang diyakini telah terlepas dari asteroid yang lebih besar antara 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu.
Halaman Selanjutnya
"Ledakan akan segera menimbulkan gelombang kejut yang kuat, radiasi termal, tsunami, dan gempa Bumi di sekitar lokasi," kata Timmerman.