Jakarta, VIVA – China memasukkan PVH Corp, induk Calvin Klein dan Tommy Hilfiger ke dalam daftar hitam entitas tidak diandalkan. Penjegalan berpotensi memaksa dua perusahaan menutup sekitar 128 gerai dan menyetop produksi di pabrik yang tersebar di China imbas Presiden Donald Trump memantik perang dagang.
Pengumuman dirilis beberapa hari setelah Trump mengenakan tarif bea masuk sebesar 10 persen terhadap barang-barang China. Keputusan pemerintah China memblacklist PVH Corp serangkaian tindakan pembalasan lainnya terhadap AS, termasuk bea baru atas impor energi dan peralatan pertanian
China berhak meminta denda, melarang kegiatan impor dan ekspor, hingga mencabut izin operasional dua ritel fashion tersebut. Pemerintah China juga memiliki kewenangan lain yang sengaja dibuat samar-samar.
PVH Corp juga diduga menolak mengambil pasokan kapas dari wilayan Xinjiang yang sedang dalam proses penyelidikan Kementerian Perdagangan China sejak bulan September 2024. Dua hal tersebut menjadi alasan besar Beijing melakukan blacklist pada Selasa, 4 Februari 2025.
Ilustrasi perang dagang AS-China.
Photo :
- UK Investor Magazine
"Perang dagang yang saling balas membuat China ingin menunjukkan mereka akan mengambil tindakan untuk merugikan perusahaan-perusahaan besar atau korporasi yang memiliki kepentingan signifikan di AS,” ujar Michael Kaye, mitra Squire Patton Boggs, yang dikutip dari CNBC Internasional pasar Jumat, 7 Februari 2025.
Kaye menambahkan, setelah PVH Corp masuk dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan maka China dapat memaksa perusahaan tersebut menutup puluhan toko ritelnya yang dioperasi di seluruh wilayah China. Pemerintah Beijing juga berhak melarang Calvin Klein hingga Tommy Hilfiger berjualan secara daring di China.
Tidak hanya itu, menurut Kaye para staf dan karyawan kedua ritel fashion yang telah menetap di China akan dipulangkan atau deportasi. Hingga Kamis waktu setempat setempat, toko Calvin Klein dan Tommy Hilfiger masih beroperasi seperti biasa.
Akibat masuknya PVH ke daftar hitam barang yang tidak diandalkan maka China bisa melarang perusahaan untuk memproduksi barang-barang di wilayah tersebut. Sehingga memaksa induk dua ritel untuk memindahkan produksi ke negara lain dan berpotensi mengalami kesulitan dalam memenuhi pesanan pelanggan global.
Dalam sebuah pernyataan, PVH mengatakan bahwa pihaknya terkejut dan sangat kecewa mengetahui keputusan dari Kementerian Perdagangan China. Selama lebih dari dua dekade berdiri di China, PVH Corp mengklaim selalu mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku.
"Kami akan terus menjalin kerja sama dengan otoritas terkait dan berharap akan ada penyelesaian yang positif," ujar perusahaan tersebut.
Halaman Selanjutnya
Tidak hanya itu, menurut Kaye para staf dan karyawan kedua ritel fashion yang telah menetap di China akan dipulangkan atau deportasi. Hingga Kamis waktu setempat setempat, toko Calvin Klein dan Tommy Hilfiger masih beroperasi seperti biasa.