Jakarta, VIVA – Industri keuangan Indonesia kini semakin menyoroti penggunaan data dan teknologi dalam manajemen risiko kredit serta upaya memperluas inklusi keuangan. Forum CBI Connect 2025 di Jakarta menjadi ajang pertemuan perbankan, fintech, dan pelaku UMKM untuk membahas perkembangan ini.
Forum menyoroti tiga fokus utama yang menjadi inovasi dalam keuangan. Pertama, penguatan manajemen risiko dan peningkatan inklusi keuangan melalui layanan analitik prediktif. Hal tersebut dijelaskan oleh Peter Sugiapranata selaku Direktur Penjualan Credit Bureau Indonesia (CBI)
“CBI Polaris menyediakan fleksibilitas dalam membangun model risiko kredit di dalam lingkungan yang aman serta patuh regulasi, Portfolio Alerts memberikan sinyal dini untuk menjaga kualitas portofolio, sementara Income Predictor membantu memperkirakan pendapatan calon debitur agar lembaga keuangan dapat mencegah risiko over-exposure," ujarnya, seperti dikutip dari keterangannya, Jumat, 3 Oktober 2025.
![]()
"Dengan kombinasi inovasi ini, lembaga keuangan bisa mengambil keputusan kredit dengan lebih hati-hati dan percaya diri," sambungnya.
Kedua, percepatan akses pembiayaan untuk UMKM melalui SME Bureau, yang menyediakan laporan dan pemeringkatan calon nasabah. “Kami tidak hanya menyediakan data, melainkan juga intelligence yang siap digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih akurat," jelas Tiffany Octaviana, Head of CBI SME Bureau.
Dengan demikian, sambung dia, lembaga keuangan dapat memperluas jangkauan pasar secara berkelanjutan sekaligus menjaga kualitas portofolio kredit tetap prima.
Terakhir, peningkatan literasi kredit dan kesehatan finansial masyarakat melalui aplikasi mobile yang memungkinkan akses transparan terhadap skor kredit pribadi. Panelis dari Mandiri Utama Finance, Allo Bank, Indodana Fintech, dan CBI menekankan pemanfaatan data, analitik prediktif, dan verifikasi digital membuat proses kredit menjadi lebih cepat, transparan, dan inklusif, tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian.
“Forum ini kami rancang sebagai ruang kolaborasi untuk mendorong adopsi teknologi dan data dalam memperkuat manajemen risiko, membuka peluang pertumbuhan bagi lembaga keuangan, serta membangun jaringan dan kepercayaan lintas ekosistem,” kata Presiden Direktur CBI, Anton K. Adiwibowo.
Dalam kesempatan ini, Aslan Lubis, Kepala Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menekankan peran regulator. “Dalam rangka memperkuat sektor jasa keuangan yang stabil untuk mendukung program prioritas nasional, OJK menginisiasi berbagai langkah, termasuk peningkatan pembiayaan dan pendalaman pasar keuangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, penerbitan POJK mengenai Kemudahan Akses Pembiayaan kepada UMKM dan ketentuan lainnya menunjukkan adanya berbagai kesempatan bagi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) untuk menguatkan peran di ekosistem sektor jasa keuangan.
"Melalui CBI Connect 2025, kami berharap ini bisa menjadi momentum penting bagi Credit Bureau Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia produk dan layanan manajemen risiko kredit, sekaligus memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat dan UMKM."
Halaman Selanjutnya
Terakhir, peningkatan literasi kredit dan kesehatan finansial masyarakat melalui aplikasi mobile yang memungkinkan akses transparan terhadap skor kredit pribadi. Panelis dari Mandiri Utama Finance, Allo Bank, Indodana Fintech, dan CBI menekankan pemanfaatan data, analitik prediktif, dan verifikasi digital membuat proses kredit menjadi lebih cepat, transparan, dan inklusif, tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian.

3 weeks ago
12









