Jangan Terlalu Sering 'Insecure'

3 hours ago 2

Jakarta, VIVA – Laporan Women in Business 2025 menunjukkan bahwa secara global, perempuan masih lebih banyak menduduki posisi kepemimpinan di bidang SDM dan keuangan.

Chief Human Resources Officer (CHRO) menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi, mencapai 47,6 persen, diikuti oleh Chief Financial Officer (CFO) sebesar 44,6 persen, dan Chief Marketing Officer (CMO) sebesar 33,3 persen.

Namun, jumlah perempuan yang menempati posisi tertinggi sebagai CEO masih tertinggal. Saat ini, hanya 21,7 persen perusahaan menengah yang dipimpin oleh perempuan.

Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tersebut masih lebih rendah dari capaian tertinggi yang pernah dicatat pada 2023, yaitu 28,4 persen.

Di Indonesia, tren keterwakilan perempuan di posisi level manajemen senior mencapai 36,3 persen pada tahun ini. Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang berada di 34 persen.

Seperti halnya kondisi di global, perempuan di Indonesia cenderung lebih banyak menduduki peran di bidang keuangan dan SDM.

CFO menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi, mencapai 58,9 persen, diikuti oleh Group Corporate Secretary sebesar 32,2 persen. Sementara posisi ketiga ditempati oleh CHRO sebesar 31,1 persen.

Sedangkan keterwakilan perempuan di posisi tertinggi dalam memimpin perusahaan di Indonesia sebagai CEO pada tahun ini sebesar 28,9 persen, naik dari 2024 yang tercatat sebesar 23,3 persen.

Perusahaan penyedia solusi terintegrasi di bidang engineering, procurement and construction (EPC), PT Tectona Mitra Utama (TMU), berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, salah satunya pengembangan SDM serta menerapkan prinsip inklusivitas dengan mendukung kesetaraan gender di tempat kerja.

Chief Marketing Officer TMU, Ading Januandry, mengaku konsisten mengalokasikan 40 persen anggaran operasional tahunan untuk program pelatihan dan pengembangan di setiap divisi.

Program ini mencakup peningkatan keterampilan dalam penggunaan software BIM (building information modeling), IoT (internet of things), dan teknologi berbasis data, sekaligus memperkuat soft skill guna meningkatkan efektivitas kerja.

Selain itu, TMU juga mendorong karyawan untuk memperoleh sertifikasi profesional di bidang teknologi, manajemen proyek, dan HSE (Health, Safety, and Environment) guna meningkatkan efisiensi serta keselamatan operasional.

"Bicara pengembangan SDM, kami menerapkan prinsip gender equality. Bahkan, corporate value terkait kesetaraan ini juga berlaku untuk semua karyawan dari berbagai usia, baik senior maupun junior," kata Ading.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, pihaknya menerapkan berbagai kebijakan yang mendorong kesetaraan dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam berkarir.

Sejak berdiri pada 2018, jumlah tenaga kerja perempuan di perusahaannya mengalami pertumbuhan signifikan, dari hanya satu orang pada tahun pertama menjadi tiga puluh orang pada tahun ini, atau sekitar dua puluh persen dari total karyawan. Bahkan, beberapa di antaranya telah menduduki posisi manajerial.

"Kami membuka lebih banyak peluang bagi perempuan Indonesia untuk berkarir di bidang EPC yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki," jelas Ading.

Project Control Manager TMU, Dahliana Mega, menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran serta kesempatan yang sama. Meskipun masih menjadi kelompok minoritas di lingkungan kerja, hal itu tidak menjadi hambatan bagi perempuan untuk berkontribusi dan berkembang.

“Ketika kami di dunia kerja yang notabene didominasi laki-laki, kami masuk di situ sebagai minoritas. Namun, bagaimana kami bersikap, bertindak, itu bukan jadi satu halangan untuk maju,” paparnya.

Dahliana percaya bahwa setiap perusahaan dapat memainkan peran lebih besar dengan mendorong inklusivitas di lingkungan kerja, menyediakan program mentoring, serta menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan.

“Kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh gender, tetapi oleh bagaimana ia terus berkembang dan beradaptasi. Untuk para perempuan Indonesia, jangan takut menghadapi tantangan, perbanyak pengalaman di lapangan, dan tetap percaya diri,” tutur dia.

Dahliana meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Saat ini, ia sedang melanjutkan studi Magister di bidang Teknik Sistem Energi di Universitas Indonesia guna memperdalam pengetahuan dan keahliannya.

Hal serupa disampaikan HSE Officer Tectona Mitra Utama, Devoni Putri Rahajeng.

Menurutnya, kesetaraan gender dan prinsip inklusivitas telah menjadi budaya di lingkungan kerjanya, di mana rekan-rekan kerja laki-laki justru memberikan dukungan penuh kepada perempuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.

“Pada saat di site, rekan-rekan kerja juga tidak membanding-bandingkan. Jadi, kita punya suara yang sama,” ujar dia.

Meskipun kesetaraan gender dan prinsip inklusivitas di industri ini terus berkembang, Devoni melihat masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam meningkatkan representasi perempuan di posisi kepemimpinan.

Kepada perempuan-perempuan di luar sana, Devoni berpesan agar tetap percaya sama kemampuan sendiri dengan membangun jejaring dan memperdalam keahlian.

"Jangan terlalu sering insecure, tetap percaya pada kemampuan diri sendiri. Bangun network (jejaring), terus belajar, perkuat keahlian teknis dan tetap tunjukkan profesionalisme," tegas perempuan lulusan Universias Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Halaman Selanjutnya

Perusahaan penyedia solusi terintegrasi di bidang engineering, procurement and construction (EPC), PT Tectona Mitra Utama (TMU), berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, salah satunya pengembangan SDM serta menerapkan prinsip inklusivitas dengan mendukung kesetaraan gender di tempat kerja.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |