Bekasi, VIVA — Soleh Darmawan (24), seorang pemuda asal Kota Bekasi, Jawa Barat, ditemukan tewas di Kamboja pada 3 Maret 2025. Kematian Soleh menyisakan duka mendalam bagi keluarga, terutama sang ibu, Diana (43), yang meyakini putranya menjadi korban sindikat perdagangan orang.
Diana menceritakan bahwa putranya mendapatkan tawaran pekerjaan dari sebuah yayasan pencari kerja yang berkantor di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada pertengahan Februari 2025, yayasan itu menjanjikan Soleh pekerjaan di bidang perhotelan di Thailand.
Sebagai seseorang yang telah lama berkecimpung di industri perhotelan, tawaran itu langsung menarik perhatian Soleh. Pada 17 Februari 2025, ia pun mendatangi kantor yayasan tersebut bersama seorang perempuan berinisial S untuk menyepakati kontrak kerja.
Ilustrasi hentikan perdagangan manusia/TPPO.
Photo :
- communitybridge.blogspot.com
Setelah mencapai kesepakatan, Soleh pulang ke rumah untuk meminta restu dari keluarganya. Meskipun sempat dilarang oleh ibunya, ia tetap berangkat ke Thailand pada 18 Februari 2025 menggunakan pesawat.
Sesampainya di Thailand, Soleh langsung menghubungi ibunya untuk meyakinkan bahwa ia baik-baik saja. “Dia telepon saya pas sudah sampai di Thailand. Dia bilang, ‘Sudah sampai, Mak. Jangan kebanyakan pikiran, Mak. Jangan dengerin kata orang,’” tutur Diana dengan mata berkaca-kaca.
Selama empat hari pertama, komunikasi antara ibu dan anak ini masih terjalin dengan baik. Namun, tiba-tiba kontak terputus tanpa penjelasan.
Ketika komunikasi terhenti, Diana diliputi rasa cemas. Kecurigaannya semakin besar saat seorang pria bernama Kevin menghubunginya melalui panggilan video pada malam 2 Maret 2025.
Kevin memberi tahu bahwa Soleh berada di Kamboja. Namun, yang lebih mengejutkan, ia menanyakan kepada Diana apakah Soleh memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
“Dia tanya soal kejiwaan anak saya, ya saya bantah. Soleh enggak pernah punya masalah kejiwaan,” tegas Diana.
Kepanikan Diana semakin memuncak saat kamera panggilan video itu menyorot kondisi Soleh yang tampak lemah dan duduk terkulai di atas tempat tidur. Dengan penuh harap, Diana memanggil-manggil putranya.
“Dia kan saya panggil, ‘Soleh, ini Mamak.’ Tapi dia sudah enggak bisa jawab,” ungkapnya, tak kuasa menahan air mata.
Percakapan pun berakhir tanpa ada kejelasan lebih lanjut.
Pada pagi hari 3 Maret 2025, Kevin kembali menghubungi Diana dengan kabar memilukan: Soleh telah meninggal dunia. Kabar itu menghantam hati Diana seketika.
Ia langsung meminta Kevin untuk memulangkan jenazah anaknya ke Indonesia. Setelah melalui berbagai proses, jasad Soleh akhirnya tiba di Tanah Air pada 15 Maret 2025 dan langsung dibawa ke rumah duka di Bekasi.
Saat melihat jenazah putranya, Diana menemukan luka mencurigakan di pinggang Soleh yang menyerupai bekas tusukan. Keluarga pun merasa ada kejanggalan dalam kematian ini. Namun, dalam kondisi yang penuh duka, mereka hanya bisa pasrah. Soleh akhirnya dimakamkan di dekat rumahnya pada 16 Maret 2025.
Setelah kepergian putranya, Diana baru mengetahui fakta mengejutkan lainnya: Soleh ternyata tidak bekerja di bidang perhotelan seperti yang dijanjikan. Ia justru dipekerjakan sebagai operator judi online (judol) di Kamboja.
“Awalnya enggak tahu saya. Pas tahu-tahunya sudah meninggal, baru saya dengar dia kerja di judol,” kata Diana.
Kasus ini semakin menyoroti maraknya perdagangan manusia dengan modus penawaran kerja di luar negeri. Banyak korban tertipu dengan janji pekerjaan bergaji tinggi, tetapi justru berakhir dalam kondisi tragis.
Kini, Diana hanya berharap ada keadilan bagi putranya dan kasus ini bisa diusut tuntas agar tidak ada lagi korban serupa di masa depan.
Halaman Selanjutnya
Ketika komunikasi terhenti, Diana diliputi rasa cemas. Kecurigaannya semakin besar saat seorang pria bernama Kevin menghubunginya melalui panggilan video pada malam 2 Maret 2025.