Jumlah Pembakar Hutan Naik 2 Kali Lipat Ketimbang Tahun Lalu, Kapolri Ungkap 83 Orang Jadi Tersangka

4 hours ago 4

Jumat, 24 Oktober 2025 - 16:55 WIB

Jakarta, VIVA – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Indonesia. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkap, sepanjang tahun 2025 ini, jumlah tersangka pembakar hutan melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya.

Polri mencatat, ada 83 tersangka individu yang diamankan karena dengan sengaja membakar hutan dan lahan. Angka itu meningkat tajam dari tahun 2024 yang hanya mencapai 47 tersangka.

“Kami amankan 83 tersangka (perorangan) karena kedapatan secara sengaja membakar. Sementara di tahun 2024 ada 47 tersangka," ujar Sigit usai menerima audiensi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Oktober 2025.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Photo :

  • ANTARA/M Fikri Setiawan

Sigit menegaskan, Polri tidak akan mentolerir tindakan pembakaran hutan dengan alasan apa pun. Ia memastikan seluruh jajarannya akan menindak tegas setiap pelaku, baik individu maupun korporasi yang terbukti melanggar hukum.

“Adapun modus operandi dari para pelaku yaitu melakukan pembakaran lahan untuk kegiatan usaha, khususnya perkebunan," kata dia.

Tak hanya itu, Jenderal Sigit juga mengingatkan keras masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Menurutnya, tindakan tersebut bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan dan keselamatan banyak orang.

“Terakhir, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Karena selain dapat merusak lingkungan, tindakan tersebut juga membahayakan kesehatan dan keselamatan banyak orang," ujar dia.

Untuk mencegah terulangnya bencana serupa, Polri bersama TNI, BPBD, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api terus memperkuat patroli darat maupun udara. Pemantauan dilakukan secara real time menggunakan teknologi early warning system lewat aplikasi Geospatial Analytic Center (GAC) yang terintegrasi dengan sistem SiPongi (Kemenhut), Fire Danger Rating System, Himawari (BMKG), dan TMAT (KLHK).

“Kami juga menerapkan early warning system dalam rangka monitoring dan deteksi dini terhadap potensi Karhutla melalui pemanfaatan aplikasi Geospatial Analytic Center (GAC), yang terpadu dan berkesinambungan dengan aplikasi instansi lainnya seperti SiPongi (Kemenhut), Fire Danger Rating System, Himawari (BMKG), dan TMAT (KLHK)," kata dia.

Data Polri menunjukkan, sepanjang 2025 jajaran kepolisian telah melaksanakan 27.621 kegiatan sosialisasi dan 11.949 patroli pencegahan. Selain itu, dibangun pula 4.032 embung atau kanal dan 1.457 menara pantau di wilayah rawan kebakaran hutan.

Halaman Selanjutnya

“Dalam menghadapi ancaman karhutla yang berpotensi mengganggu stabilitas lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat, Polri bersama Kementerian dan Lembaga terkait berkomitmen melakukan langkah-langkah cepat, terpadu, dan berkesinambungan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |